Siap Bersaing, PTPN Group Gelontorkan 40 Ribu Ton Gula di Pasar Ritel

5 Agustus 2020 13:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pekerja di pabrik gula produksi BUMN PT RNI. Foto: Dok. RNI
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pekerja di pabrik gula produksi BUMN PT RNI. Foto: Dok. RNI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Holding BUMN Perkebunan, PTPN Group mulai mengembangkan pemasaran produk gula ke pasar ritel. Dengan demikian maka perusahaan akan bersaing dengan produk-produk gula lain dengan ukuran 1 kilogram (kg) di pasar ritel.
ADVERTISEMENT
Direktur Pemasaran Holding Perkebunan Nusantara Group, Dwi Sutoro mengatakan dalam masa giling 2020 ini PTPN Grup memulai dengan kapasitas gula konsumsi kemasan 1 kg sekitar 40.000 ton atau 40 juta kemasan.
“Dan jumlah ini akan terus dikembangkan sebagai bagian dari rencana strategis PTPN Grup dalam 5-10 tahun ke depan,” ungkapnya melalui konferensi pers virtual, Rabu (5/8).
Dwi menjelaskan jumlah gula konsumsi ritel akan mulai diproduksi dan didistribusikan pada bulan Juli 2020 dan direncanakan sampai musim giling 2021 sekitar Juli 2021.
Distribusi akan dilakukan melalui kemitraan dengan 65 koperasi dan 7 pelaku UMKM yang tersebar di enam anak perusahaan di seluruh Indonesia.
“Kami berkomitmen untuk menggandeng lebih banyak lagi koperasi dan UMKM di masa depan”, ujar Dwi.
Deretan truk membawa tumpukan tebu untuk digiling di pabrik gula Sei Semayang PTPN II Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Foto: ANTARA/Septianda Perdana
Sementara itu, Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara, Muhammad Abdul Ghani mengungkapkan, langkah hilirisasi ini merupakan bagian dari strategi transformasi bisnis. Menurutnya, sebagai perusahaan BUMN perlu ikut berperan dalam menjaga ketersediaan gula konsumsi sepanjang tahun.
ADVERTISEMENT
“Produk gula kemasan ritel 1 kg merupakan langkah serius PTPN Grup sebagai bagian bisnis gula yang berkelanjutan sekaligus untuk mendukung pemenuhan kebutuhan pangan dan stabilitas harga di masyarakat,” katanya.
Menurut dia, perseroan memiliki strategi memperkuat komoditas gula dengan cara memperluas areal tanaman tebu dari sekitar 56.000 hektare saat ini menjadi sekitar 80.000 hektare dengan jalan mengkonversi lahan karet yang dimiliki lahan anak perusahaan serta bersinergi dengan perusahaan BUMN lain seperti Perum Perhutani.