Setelah Lahendong, PGE Akan Jual Karbon dari Unit Kamojang & Lumut Balai

26 September 2023 19:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong yang dioperasikan Pertamina Geothermal Energi (PGE). Foto: Dok. PGE
zoom-in-whitePerbesar
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong yang dioperasikan Pertamina Geothermal Energi (PGE). Foto: Dok. PGE
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) menjadi perusahaan pertama yang penyedia karbon dalam perdagangan Bursa Karbon Indonesia yang diresmikan Presiden Jokowi hari ini, Selasa (26/9).
ADVERTISEMENT
Karbon yang dijual berasal dari unit 5 dan unit 6 di Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Lahendong di Tomohon, Sulawesi Utara. Di lokasi ini, PGE membangun Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Selain dari Lahendong, PGE akan menjual karbon dari WKP lain yang potensial.
"Next dari (WKP) Lumut Balai dan Kamojang. Ini jadi potensi supply credit carbon baru. Saat ini lagi proses sertifikasi (di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan/KLHK)," ujar Direktur Keuangan PGE Nelwin Aldriansyah dalam media gathering di Jakarta, Selasa (26/9).
Pembangkit listrik panas bumi area Kamojang milik Pertamina Geothermal Energy. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
WKP Lumut Balai berada di Baturaja, Sumatera Selatan, yang memiliki potensi cadangan panas bumi mencapai 300 MWe. Sedangkan WKP Kamojang ada di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Di sini ada 5 unit PLTP yang sudah beroperasi sejak 1983 dengan total kapasitas listrik terpasang mencapai 235 MW.
ADVERTISEMENT
Secara teknis, penjualan karbon yang ada di Pertamina Group dilakukan oleh PT Pertamina Power Indonesia (PPI) yang merupakan subholding Power & New Renewable Energy (PNRE). Sementara PGE hanya menyediakan pasokan karbon yang dibutuhkan investor di Bursa Karbon Indonesia.
Untuk transaksi perdagangan karbon di hari pertama Bursa Karbon diluncurkan, berdasarkan data IDXCarbon sampai dengan pukul 11.30 WIB, PGE melalui PNRE berhasil menjual 459.953 ton Unit Karbon dengan 27 kali transaksi. Sementara target perusahaan bisa menjual sekitar 850 ribu ton karbon hanya dari unit 5 dan unit 6 Lahendong.
Ada banyak perusahaan yang membeli karbon PGE hari ini seperti PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank DBS Indonesia, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT BNI Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas (bagian dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk), PT CarbonX Bumi Harmoni, PT MMS Group Indonesia, PT Multi Optimal Riset dan Edukasi, PT Pamapersada Nusantara, PT Pelita Air Service, PT Pertamina Hulu Energi dan PT Pertamina Patra Niaga.
Direktur Keuangan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) Nelwin Aldriansyah saat ditemui di Gedung BEI, Rabu (1/2/2023). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
Nelwin mengatakan penjualan karbon ini membantu perusahaan dari sisi keuangan karena PGE mendapatkan keuangan (profit sharing) dari PPI. Sementara bagi pembeli, pembelian karbon bisa memperbaiki portofolio perusahaan agar ke depannya mudah mendapatkan pendanaan atau offset (mengimbangi) jejak karbon.
ADVERTISEMENT
Di beberapa negara, saat eksportir ingin masuk pasar Eropa, akan dihitung jejak karbon yang diciptakan. Apabila eksportir itu belum mengkompensasi jejak karbon tersebut, akan dikenakan sejumlah tarif oleh Eropa. Pilihannya, membayar tarif untuk masuk Eropa atau mengurangi jejak karbon dengan membeli karbon kredit.
"Kedua, jadi peluang investasi karena harganya naik dari beberapa tahun lalu 1 sen (dolar AS), hari ini 5 sen," ujar Nelwin.
Merujuk ke IDXCarbon, karbon PGE hari ini diperdagangkan Rp 69.600 sampai Rp 77.000 per 1 ton.
Secara umum, pembentukan harga ini mirip dengan transaksi di bursa saham, yaitu ada pre-market, yaitu PPI sudah mulai mencari pembeli sebelum diperdagangkan di pasar bursa karbon. Tujuannya untuk memastikan adanya permintaan.
ADVERTISEMENT