Saham Pepsi dan Coca-Cola Dorong Kenaikan Wall Street

11 Juli 2018 7:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Wall Street (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street menguat pada penutupan perdagangan Selasa (10/7) dengan indeks S&P 500 naik ke posisi tertinggi sejak 1 Februari, sehari sebelum pasar memulai aksi jual. Hal itu didorong oleh kenaikan saham PepsiCo dan Coca-Cola.
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, Rabu (11/7), indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 143,07 poin atau 0,58% menjadi 24.919,66. Sementara indeks S&P 500 (SPX) naik 9,67 poin atau 0,35% menjadi 2.793,84 dan Nasdaq Composite (IXIC) bertambah 3,00 poin atau 0,04% menjadi 7.759,20.
Saham PepsiCo melonjak setelah hasil kuartalan perusahaan melampaui perkiraan, yang dipicu kenaikan penjualan makanan ringan. Adapun indeks konsumen staples naik 1,3% dan memberikan kenaikan terbesar ke S&P 500, didorong saham PepsiCo yang menguat 4,8%.
Saham perusahaan lain yang tercatat naik adalah Procter & Gamble yang menguat 2,5% dan Coca-Cola sebesar 1,3%.
Sementara itu, kekhawatiran investor atas meningkatnya imbal hasil obligasi dan berpotensi menguatnya inflasi mendorong aksi jual awal Februari, yang menjadi koreksi untuk pasar.
ADVERTISEMENT
Laporan penghasilan diharapkan menjadi kunci bagi investor dalam beberapa pekan mendatang. Ini menjadi pengalih fokus pasar pada ketegangan perang dagang antara AS dan China yang baru terjadi.
Ilustrasi Wall Street (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street (Foto: Pixabay)
"Mereka menjual karena tarif dan kemudian memantul kembali," kata Alan Lancz, Presiden Alan B. Lancz & Associates Inc, perusahaan penasihat investasi yang berbasis di Toledo, Ohio.
Saham keuangan yakni JPMorgan Chase, Wells Fargo dan Citigroup dijadwalkan untuk melaporkan hasil pendapatannya pada akhir pekan ini. Saham keuangan tersebut sempat merosot pada hari Selasa setelah memimpin kenaikan pasar pada Senin.
Selain itu, harga minyak yang lebih tinggi mengangkat saham energi. Indeks energi S&P naik 0,7% karena harga minyak mentah naik akibat gangguan pasokan di Norwegia dan Libya.
ADVERTISEMENT
Namun kenaikan itu terpangkas setelah AS mengatakan akan mempertimbangkan permintaan untuk keringanan dari sanksi minyak Iran. Saham Exxon dan Chevron masing-masing tercatat naik sekitar 1%.
Indeks S&P 500 membukukan 30 kenaikan tertinggi dalam 52 pekan dan tidak ada posisi terendah. Sementara Nasdaq Composite mencatat 104 posisi tertinggi dan 26 terendah.
Volumpe perdagangan di Wall Street sebanyak 5,8 miliar saham, lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata 7,0 miliar harian selama 20 hari perdagangan terakhir.