Saham IPO POSA Kena Auto Reject

10 Mei 2019 10:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PT Bliss Properti Indonesia Tbk resmi mencatatkan saham perdana di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (10/5). Foto: Selfy Momongan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
PT Bliss Properti Indonesia Tbk resmi mencatatkan saham perdana di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (10/5). Foto: Selfy Momongan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Bliss Properti Indonesia Tbk resmi mencatatkan saham perdana di PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Bliss Properti Indonesia yang menjadi emiten ke-11 di 2019 ini mendapatkan kode saham POSA. Sebelumnya, POSA telah melakukan penawaran umum pada 2 Mei 2019 sampai 6 Mei 2019 dan masa penjatahan pada 10 Mei 2019.
ADVERTISEMENT
“Ini adalah suatu buah manis atas kerja keras kita semua. Semoga pencapaian ini bisa meningkatkan kinerja perseroan sehingga terus memberikan kontribusi positif kepada stakeholder,” ungkap Direktur Utama POSA Gracianus Johardy Lambert di Main Hall BEI, Jakarta, Jumat (10/5).
Keseluruhan saham yang dilepas berjumlah 1,7 miliar saham atau setara 20,26 persen dari modal ditempatkan melalui penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO). Harga penawaran sahamnya sebesar Rp 150 per saham. Dengan demikian, POSA meraup dana segar sebesar Rp 255 miliar.
Pada pencatatan perdana ini, saham perseroan naik 40 poin (26,66 persen) ke Rp 190. Tak berselang lama, saham POSE melesat 104 poin atau 69,33 persen ke level Rp 254 dari harga IPO Rp 150. Artinya, saham POSE kena auto reject atau penolakan otomatis sistem perdagangan bursa. Saham POSA ditransaksikan sebanyak 535 kali dengan volume sebanyak 6.055 lot dan menghasilkan nilai transaksi Rp 176,53 juta.
IPO saham PT Bliss Properti Indonesia Tbk (POSA) naik 104 poin atau 69,33 persen ke level Rp 254. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
Aturan auto reject berlaku jika harga saham naik atau turun secara drastis dalam rentang waktu tertentu.
ADVERTISEMENT
Untuk rentang harga saham Rp 50-Rp 200, naik atau turun hingga lebih dari 35 persen dalam sehari. Sementara rentang harga saham Rp 200-Rp 5.000, naik atau turun hingga lebih dari 25 persen dalam sehari. Sedangkan harga saham di atas Rp 5.000, naik atau turun lebih dari 20 persen.
Penerapan Auto Rejection terhadap harga di atas untuk perdagangan saham hasil penawaran umum yang pertama kalinya diperdagangkan di bursa (perdagangan perdana), ditetapkan sebesar 2 (dua) kali dari persentase batasan auto rejection harga sebagaimana dimaksud dalam penjelasan di atas.
Selain itu, Bliss Properti juga menawarkan waran seri I. Waran ini memberikan hak kepada pemegangnya untuk melakukan pembelian saham biasa yang bernilai nominal Rp 100 per saham, dengan harga pelaksanaan Rp 155.
ADVERTISEMENT
Untuk pembelian saham dapat dilakukan selama masa berlaku, yakni enam bulan sejak efek diterbitkan, mulai 11 November 2019 sampai dengan 10 Mei 2021. Pemegang Waran Seri I tidak mempunyai hak sebagai pemegang saham termasuk hak dividen selama Waran Seri I tersebut belum dilaksanakan menjadi saham. Hasil pelaksanaan Waran Seri I maksimal bernilai Rp 355,72 miliar.
PT Bliss Properti Indonesia Tbk resmi mencatatkan saham perdana di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (10/5). Foto: Selfy Momongan/kumparan
Dalam aksi korporasi ini, Bliss Properti telah menunjuk tiga menjamin emisi efek, yakni PT MNC Sekuritas, PT UOB Kay Hian Sekuritas, dan PT Valbury Sekuritas Indonesia.
Adapun, sebanyak 79 persen dana yang diperoleh dari IPO akan digunakan untuk modal kerja dan perusahaan anak, terutama untuk pembiayaan operasional pusat, perbelanjaan, perawatan gedung dan peralatan, serta membayar kewajiban kepada supplier dan vendor.
ADVERTISEMENT
Sedangkan sisanya, sebesar 21 persen dana IPO akan digunakan untuk penyelesaian Jambi City Center (JCC) dan renovasi Lombok City Center (LCC).
Lalu dana yang diperoleh dari Waran Seri I digunakan untuk modal kerja seperti pembiayaan operasional pusat perbelanjaan, perawatan gedung dan peralatan, dan membayar kewajiban lainnya.
Perusahaan ini menggunakan laporan keuangan Oktober 2018 sebagai dasar valuasi IPO. Di periode itu, pendapatan Bliss turun 21,69 persen year on year (yoy) menjadi Rp 58,17 miliar. Penurunan ini disebabkan penutupan tenant di beberapa lokasi pusat perbelanjaan. Beban pokok perusahaan juga turun 6,16 persen menjadi Rp 43,03 miliar karena LCC dan JCC tidak beroperasi. Namun laba usaha naik signifikan Rp 295,72 miliar dari sebelumnya Rp 6 miliar karena penurunan nilai aset sebesar Rp 266 miliar di LCC dan JCC.
ADVERTISEMENT