Saat Krisis Pangan, Menggantungkan Impor Tak Bisa Jadi Solusi

22 Mei 2020 18:57 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang menunggu pembeli di Pasar Tradisional Peunayung, Banda Aceh, Aceh. Foto:  ANTARA FOTO/Ampelsa
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang menunggu pembeli di Pasar Tradisional Peunayung, Banda Aceh, Aceh. Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dampak virus corona memang belum usai, tetapi Indonesia sudah harus dihadapkan dengan ancaman krisis pangan.
ADVERTISEMENT
Ahli Kebijakan Pangan Khudori mengakui kondisi itu juga dialami oleh negara di seluruh dunia.
Untuk itu, ia mengatakan, pemerintah harus menyiapkan segala sesuatunya dalam menghadapi itu. Khudori menganggap tidak bisa terus-terusan mengandalkan impor dalam situasi krisis.
“Nah dihadapkan pada persoalan itu semua, bagi negara yang menggantungkan pangan dari impor termasuk kita ya beberapa komoditas masih tergantung impor sebetulnya dalam situasi krisis itu tidak mudah kalau sepenuhnya menggantungkan impor,” kata Khudori saat diskusi secara virtual, Jumat (22/5).
Khudori mengungkapkan, sebenarnya dari sisi produksi di dunia tidak mengalami masalah yang berat. Hanya saja, kata Khudori, adanya lockdown atau kebijakan masing-masing negara dalam mengatasi corona bisa berimbas pada rantai pasok.
Khudori menjelaskan, dalam keadaan itu memungkinkan negara penyuplai lebih mementingkan kebutuhan dalam negeri dibanding mengirimkan pangan ke negara lain.
ADVERTISEMENT
“Ini mengulangi kasus kejadian krisis pangan yang sebelum-sebelumnya yang ternyata ketika dihadapkan persoalan yang berbelit ini masing-masing negara itu lebih mementingkan kebutuhan domestik dan itu sesuatu yang wajar saja,” ujar Khudori.
Deretan manekin berada di Pasar Tasik ,Tanah Abang, yang tutup di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Khudori menjelaskan, contoh nyata di Indonesia adalah terkait impor gula. Menurutnya, virus corona menjadi salah satu penyebab gula di Indonesia stoknya sempat bermasalah yang membuat harga melonjak.
Keadaan itu didukung dengan proses impor dan distribusi yang tidak mudah. Untuk itu, ia menegaskan, pemerintah tidak bisa terus menerus mengandalkan impor bahan pangan.
“Bahkan pemerintah Kemendag melakukan pelonggaran yang itu melanggar aturan yang dibikin sendiri pengaturan pasar itu sampai hari ini gula belum selesai salah satunya memang karena kebutuhan impor kita sangat besar,” ungkap Khudori.
ADVERTISEMENT
“Dan sebelumnya kita juga lihat bawang bombai, bawang putih harganya sangat tinggi. Jadi dalam situasi krisis, menggantungkan pada pangan pasar dunia itu enggak sepenuhnya bisa menjadi solusi,” tambahnya.
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.
*****
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!