Rugi GoTo Turun 66 Persen di 2023 Jadi Rp 10,3 Triliun, Ini Detailnya

19 Maret 2024 17:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Layanan Gojek dan Tokopedia (GoTo). Foto: Gojek
zoom-in-whitePerbesar
Layanan Gojek dan Tokopedia (GoTo). Foto: Gojek
ADVERTISEMENT
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) membukukan rugi bersih senilai Rp 10,3 triliun pada tahun 2023 atau menyusut 66 persen dibandingkan tahun 2022 senilai Rp 39,57 triliun. Dengan catatan, rugi tersebut tidak memasukkan nilai goodwill (goodwill reversal) senilai Rp 78,8 triliun.
ADVERTISEMENT
Apabila GoTo memasukkan nilai goodwill tersebut, maka grup GoTo membukukan kerugian senilai Rp 90,5 triliun untuk keseluruhan tahun buku 2023.
Pencatatan nilai goodwill diwajibkan dalam standar akuntansi keuangan yang berlaku, yang merupakan dampak transaksi Tokopedia dan TikTok yang mengakibatkan hilangnya pengendalian GoTo terhadap Tokopedia dimulai 1 Februari 2024.
Rugi yang diakibatkan pembalikan nilai goodwill tersebut bersifat tidak berulang (non-recurring), non kas, dan tidak berdampak kepada EBITDA yang disesuaikan maupun arus kas perseroan.
Perseroan melaporkan EBITDA Grup yang disesuaikan positif untuk pertama kalinya senilai Rp 77 miliar pada kuartal keempat. EBITDA Grup yang disesuaikan tahun 2023, melampaui pedoman kinerja, seiring perbaikan rugi sebesar 77 persen senilai Rp 3,7 triliun.
Pendapatan bruto kuartal keempat tumbuh 8 persen dibandingkan kuartal sebelumnya dan 3 persen dibandingkan tahun sebelumnya mencapai Rp 6,5 triliun. Perbaikan ini didorong oleh inovasi produk yang menjangkau segmen pasar yang lebih luas serta pengelolaan beban secara disiplin.
ADVERTISEMENT
Mengutip laporan keuangan, rugi usaha GoTo mencapai Rp 10,27 triliun pada tahun 2023, menurun dibandingkan tahun 2022 senilai Rp 30,32 triliun. Beban pokok pendapatan tercatat naik 7 persen menjadi Rp 5,1 triliun. Pendapatan bersih perseroan tercatat senilai Rp 14,78 triliun, melonjak 30,27 persen dibandingkan tahun 2022 senilai Rp 11,34 triliun.