RI Paling Banyak Impor Mesin hingga Besi-Baja, Porsinya 38 Persen

15 Februari 2024 16:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers ekspor dan impor Indonesia Januari 2024, Kamis (15/2/2024). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers ekspor dan impor Indonesia Januari 2024, Kamis (15/2/2024). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan segmen mesin/peralatan mekanis, mesin/perlengkapan elektrik, serta besi dan baja menyumbang kontribusi 38,17 persen terhadap total impor nonmigas Indonesia per Januari 2024.
ADVERTISEMENT
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan nilai impor mesin/peralatan mekanis serta mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya mengalami kenaikan secara bulanan. Sedangkan nilai impor besi dan baja mengalami penurunan.
“Nilai impor mesin/peralatan mekanis naik USD 123,79 juta atau sebesar 4,52 persen. Kenaikan nilai impor mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya didorong kenaikan volume impor sebesar 18,23 ribu ton atau 14,89 persen,” ujar Amalia dalam konferensi pers di Gedung BPS, Kamis (15/2).
Nilai impor mesin/peralatan mekanis dan bagiannya pada Januari 2024 mencapai USD 2,86 miliar. Sedangkan impor mesin/perlengkapan elektrik dan lainnya senilai USD 2,3 miliar.
“Kalau kita lihat penyebab melonjaknya impor/mesin peralatan mekanis untuk kebutuhan industri. Mesin/peralatan mekanis volumenya itu naik 25,49 ribu ton atau 7,47 persen,” lanjut Amalia.
ADVERTISEMENT
Nilai impor mesin/peralatan mekanis terbesar berasal dari China senilai USD 1,51 miliar. Kemudian disusul oleh Amerika Serikat (AS) senilai USD 124,86 juta dan Malaysia senilai USD 91,08 juta.
China juga memberi andil terbesar pada nilai impor mesin/perlengkapan elektrik sebesar USD 1,3 miliar, disusul Korea Selatan sebesar USD 134,66 juta dan Taiwan sebesar USD 126,96 juta.
“Untuk komoditas besi dan baja, nilai impor turun 3,51 persen secara bulanan didorong penurunan volume impor sebesar 80,04 ribu ton atau turun 6,29 persen,” imbuh Amalia.
Nilai impor besi dan baja pada Januari 2024 mencapai USD 918,7 juta. Afrika Selatan menyumbang total nilai impor terbesar besi dan baja sebesar USD 117 miliar. Kemudian, nilai impor besi dan baja dari Oman sebesar USD 76,92 juta dan Kazakhstan sebesar USD 23,04 juta.
ADVERTISEMENT