Revisi PoD Disetujui, Siapa yang Bakal Beli Gas Blok Masela?

6 Desember 2023 13:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi blok migas. Foto: Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi blok migas. Foto: Pertamina
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) menyebut perjanjian jual beli gas (PJBG) Proyek Lapangan Abadi Masela tengah dipersiapkan, setelah revisi kedua rencana pengembangan (plan of development/PoD) I disetujui pemerintah.
ADVERTISEMENT
Kepala Divisi Komersialisasi Minyak dan Gas Bumi, Rayendra Sidik menuturkan, sejak rencana pengembangan pertama disetujui, SKK Migas sudah mulai merayu para calon pembeli potensial gas dari Blok Masela pada 2020-2021.
“Kita sudah ketemu buyer. Sebenarnya waktu itu 2 tahun lalu kita mulai keliling ketemu buyer, mau lihat sebenernya flavor taste mereka terhadap gas ini seperti apa,” ungkapnya diskusi media di Hotel Aston Bekasi, Rabu (6/12).
Rayendra menjelaskan, saat itu minat industri kepada pengembangan energi terbarukan, termasuk gas, memang sangat tinggi sehingga menjadi momentum yang baik bagi pengembangan Blok Masela.
Hanya saja, saat ini SKK Migas melihat masih banyak ruang bagi permintaan gas dari Blok Masela dikembangkan kembali, mengingat potensi gasnya yang terlampau raksasa.
ADVERTISEMENT
“Terus terang sebenernya mungkin kita juga berpikir ini bakal ekonomis tidak sih, atau yang bakal ngambil tidak, karena cadangannya besar sekali,” tuturnya.
Konferensi pers capaian kinerja tahun 2022 dan target tahun 2023 SKK Migas, Rabu (18/1/2023). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Menurut Rayendra, keberlanjutan PJBG Blok Masela juga harus didukung oleh peta jalan pengembangan energi terbarukan secara jangka panjang, sebab kontrak Blok Masela baru akan berakhir di tahun 2055.
“Bukan anti renewable, tapi memang kita harus lebih memanage dengan hati-hati, karena kalau kita semuanya langsung switch ke renewable, sementara infrastuktur kita belum bisa menerima,” jelas Rayendra.
Meski begitu, dia tidak membeberkan siapa saja calon pembeli gas yang sudah ditemui SKK Migas. Dia hanya berharap, mayoritas gas dari Blok Masela akan terserap di domestik, namun tetap membuka kemungkinan akan diekspor.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Rayendra juga membantah isu yang beredar bahwa Blok Masela sudah mendapatkan komitmen PJBG 2 kali lipat dari kapasitas produksi.
“Masela ini memang sudah punya semacam pertemuan dengan buyer, itu semacam bukan keterikatan, tapi pembicaraan,” katanya.
“Selanjutnya kita follow up untuk menjadi kontrak jual beli yang istilahnya binding. Tapi sebenarnya kalau sudah binding, tentu tidak bisa lebih dari kapasitas,” pungkas Rayendra.
Sebelumnya, Kementerian ESDM mengungkapkan revisi kedua Rencana Pengembangan Lapangan Pertama (POD I) Lapangan Abadi Blok Masela telah disetujui pada 28 November 2023.
Seremoni penandatanganan memorandum of understanding (MoU) pengembangan Blok Masela antara PT Pertamina (Persero), Inpex Corporation, dan Petronas di IPA Convex ke-47, Selasa (25/7/2023). Foto: Fariza/kumparan
Adapun Kontrak Kerja Sama Blok Masela ditandatangani pada 16 November 1998 untuk jangka waktu 30 tahun dan telah mendapatkan kompensasi waktu 7 tahun dan perpanjangan 20 tahun, sehingga kontrak akan berakhir pada 15 November 2055.
ADVERTISEMENT
Pemegang Partisipasi Interest (PI) Blok Masela saat ini adalah Inpex Masela Ltd (65 persen) sekaligus sebagai operator; PT Pertamina Hulu Energi Masela (20 persen); dan Petronas Masela Sdn. Bhd (15 persen).
Perkiraan biaya yang diperlukan untuk mengembangkan Blok Masela meliputi biaya investasi (di luar sunk cost) sebesar USD 20.946 juta, termasuk biaya fasilitas CCS sebesar USD 1.088 juta.
Kemudian Biaya Operasi sebesar USD 12.978 juta, dan biaya Abandonment and Site Restoration (ASR) sebesar USD 830 juta. Sehingga total biaya investasi mencapai USD 34.754 juta atau setara Rp 538 triliun.
Total cadangan gas Blok Masela adalah sebesar 18,54 TSCF dengan kumulatif produksi gas 16,38 TSCF (gross) atau 12,95 TSCF (sales) dan kondensat 255,28 MMSTB. Kapasitas produksi 1.600 MMSCFD dan 150 MMSCFD (pipeline), serta kondensat 35.000 BCPD.
ADVERTISEMENT