Raup Cuan dari Barang Rongsokan Ala Nasabah BRI

30 April 2024 9:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tumpukan barang rongsokan di tempat Isa nasabah BRI. Foto: Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Tumpukan barang rongsokan di tempat Isa nasabah BRI. Foto: Pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Barang-barang bekas sudah bukan sesuatu yang asing lagi bagi Isa. Sudah hampir 26 tahun atau sejak 1998 Isa menggeluti usaha jual beli barang rongsokan.
ADVERTISEMENT
Tumpukan botol plastik, kardus, kursi, hingga sepeda tidak terpakai tersusun rapi di tempat Isa di daerah Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Isa sudah tidak turun sendiri mencari barang yang tidak terpakai tersebut. Setiap harinya, selalu ada orang yang mengirimkan barang-barang bekas ke tempatnya.
Barang rongsokan itu akan dipilah-pilah, sebelum dikirim atau dijual ke pabrik yang sudah ditentukan.
“Barang-barang rongsokan dikumpulin, nanti ditimbang. Kita nampung. Disortir lagi, dipisah, kita kasih ke pabrik-pabrik gitu,” kata Isa saat berbincang dengan kumparan, Selasa (30/4).
“Bukan saya nyari barang, tapi orang-orang nimbang. Jadi ke saya misah-misahin lagi, nanti saya kirim ke pabrik-pabrik gitu,” tambahnya.
Isa mengungkapkan belum ada kendala berarti yang dialaminya dalam menjalankan usaha jual beli barang rongsokan. Saat ini, ia bisa meraup uang per minggu setidaknya mencapai Rp 10 juta.
ADVERTISEMENT
“Kita ngirim barang enggak nentu. Cuma per minggu bisa masuk Rp 10 juta. Kita kalau anak buah nimbang-nimbang ngirim ke kita enggak nentu, kadang seminggu ada yang banyak banget, seminggu kadang bisa 4 mobil atau lebih,” ungkap pria asal Karawang tersebut.
Isa tidak sendiri. Ia kini dibantu oleh sedikitnya 5 orang pekerja setiap harinya. Pekerja itu bisa bertambah saat barang yang ditimbang juga banyak.
“Kalau karyawan sih sekitar kalau yang aktif di saya yang suka misah-misahin barang ada 5 orang. Kalau keseluruhan sekitar 17 orang yang nimbang,” terang Isa.
Tumpukan barang rongsokan di tempat Isa nasabah BRI. Foto: Pribadi
“Cuma bayarannya mereka pas kalau kita lagi mau misah-misahin saja kita bayar. Kalau enggak lagi misah-misahin ya enggak kita bayar,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Sejak awal memulai usaha jual beli barang rongsokan, Isa berupaya menangkap setiap peluang yang ada. Saat melihat usahanya berkembang, ia mendapatkan tawaran mengajukan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) ke PT Bank Rakyat Indonesia atau BRI.
Isa lalu mengambil tawaran tersebut. Namun, ia tidak ingat kapan pertama kali mengajukan pinjaman tersebut. Meski begitu, Isa memastikan pinjaman yang sudah tiga kali didapatkannya dari BRI itu untuk menambah modal usahanya.
“Jadi ditawarin pinjaman, saya pinjam kebetulan memang butuh modal. Lupa saya tahun berapa, soalnya saya sudah tiga kali ngambil juga. Nominalnya pertama Rp 30 juta, terus kedua Rp 50 juta, yang ketiganya 100 juta,” ujar Isa.
Isa menilai bantuan tersebut membuat usahanya berkembang pesat. Artinya dengan semakin banyak modal yang dimilikinya, maka barang bekas yang disetor orang-orang bisa diserapnya secara maksimal.
ADVERTISEMENT