Raja Salman di KTT G20: Rakyat dan Ekonomi Masih Menderita Akibat COVID-19

21 November 2020 21:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz. Foto: Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz. Foto: Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud, secara resmi membuka Konferensi Tingkat Tinggi Kelompok 20 Ekonomi Utama (KTT G20) 2020 secara virtual.
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya, Raja Salman mengatakan bahwa tahun ini menjadi tahun yang luar biasa. Pandemi COVID-19 membuat aktivitas ekonomi terhenti dalam beberapa waktu dan menyebabkan krisis perekonomian.
“Rakyat dan ekonomi kita masih menderita karena guncangan ini. Namun, kami akan melakukan yang terbaik untuk mengatasi krisis ini melalui kerja sama internasional,” kata Raja Salman dalam live streaming KTT G20, Sabtu (21/11).
Pada awal mulai krisis pandemi, G20 menggelontorkan bantuan lebih dari USD 21 miliar untuk mendukung upaya global memerangi pandemi COVID-19. Bahkan hingga saat ini, G20 telah menyuntik dana sekitar USD 11 triliun untuk mendukung individu dan bisnis yang terdampak virus corona di seluruh negara.
Selain itu, G20 juga telah memberikan dukungan darurat kepada negara berkembang, termasuk penangguhan pembayaran utang untuk negara-negara berpenghasilan rendah.
ADVERTISEMENT
“Kami juga memperluas jaring pengaman sosial kami untuk melindungi mereka yang rentan kehilangan pekerjaan atau sumber pendapatan,” jelasnya.
Ilustrasi pertemuan KTT G20. Foto: Dok. g20.org
Dia melanjutkan, sektor perdagangan menjadi kunci untuk mendorong pemulihan ekonomi. Menurutnya, sistem perdagangan yang multilateral mampu menghadapi tantangan akibat pandemi saat ini maupun di masa mendatang.
“Perdagangan adalah pendorong utama pemulihan ekonomi,” tegasnya.
Raja Salman juga menegaskan dukungan G20 kepada negara berkembang untuk tetap melanjutkan pembangunan yang telah dicapai selama beberapa dekade terakhir. Selain itu, dia juga memfokuskan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
“Di luar itu, kita perlu terus meletakkan fondasi dasar untuk pertumbuhan yang kuat, berkelanjutan, dan inklusif,” tambahnya.
G20 merupakan kelompok negara dengan perekonomian besar di dunia. G20 menyumbang sekitar 80 persen ekonomi di dunia dan 75 persen perdagangan internasional.
ADVERTISEMENT
G20 diisi oleh 19 negara dengan ekonomi terkuat di dunia, yakni Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, Inggris Raya, China, India, Indonesia, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Meksiko, Prancis, Rusia, Turki, serta Uni Eropa.