Pupuk Indonesia Bakal Bangun Proyek Blue Amonia Pakai Gas dari Blok Masela

6 Desember 2023 14:32 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi PT Pupuk Indonesia (Persero). Foto: Dok. Pupuk Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi PT Pupuk Indonesia (Persero). Foto: Dok. Pupuk Indonesia
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Pupuk Indonesia (Persero) tengah mengkaji pengembangan proyek blue amonia dan amonia urea dengan memanfaatkan gas dari Lapangan Abadi Masela. Rencananya, proyek tersebut bisa menyerap gas hingga 240 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
ADVERTISEMENT
SVP Pengembangan PT Pupuk Indonesia (Persero), Herdijanto Utomo menyebutkan, penandatanganan nota kesepahaman (MoU) pemanfaatan gas telah dilakukan perseroan dengan Inpex Corporation pada tahun 2022 lalu.
"Kami sedang berdiskusi intensif dengan teman-teman Inpex untuk pengembangannya adalah amonia urea dan blue amonia di sana," ungkapnya usai acara diskusi media di Hotel Aston Bekasi, Rabu (6/12).
Adapun Inpex merupakan pemegang mayoritas Partisipasi Interest (PI) Blok Masela melalui Inpex Masela Ltd (65 persen) sekaligus sebagai operator. Sisanya PI dipegang oleh PT Pertamina Hulu Energi Masela (20 persen) dan Petronas Masela Sdn. Bhd (15 persen).
Ia menuturkan, proyek tersebut akan membutuhkan pasokan gas dari Blok Masela sebesar 150 MMSCFD dan bisa ditingkatkan hingga 240 MMSCFD.
ADVERTISEMENT
"Jadi Pupuk Indonesia sudah ber-MOU dengan Inpex untuk kebutuhan gas 150 dan ada potensi itu bisa meningkat ke 240-an (MMSCFD)," imbuh Herdijanto.
SVP Sekretaris Perusahaan Pupuk Indonesia, Herdijanto Utomo, Rabu (6/12/2023). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Dia menjelaskan, MoU Pupuk Indonesia dengan Inpex Corporation tersebut mencakup kajian bersama (joint study) pemanfaatan gas dari Blok Masela untuk proyek blue amonia, yang berlangsung hingga tahun 2025.
"MoU itu 2022 sampai dengan 2025 nanti. Jadi, kesepakatan kedua belah pihak untuk melakukan lebih tepatnya joint study," tambah Herdijanto.
Ia melanjutkan, alasan Pupuk Indonesia menggandeng Inpex untuk pasokan gas proyek blue amonia tersebut lantaran Blok Masela memiliki potensi gas raksasa.
Tercatat, total cadangan gas Blok Masela adalah sebesar 18,54 triliun standar kaki kubik (TSCF) dengan kumulatif produksi gas 16,38 TSCF (gross) atau 12,95 TSCF (sales) dan kondensat 255,28 MMSTB. Sementara kapasitas produksinya 1.600 MMSCFD dan 150 MMSCFD (pipeline), serta kondensat 35.000 BCPD.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, lanjut Herdijanto, rencana pengembangan proyek ini sempat terhambat proses pengalihan 35 persen hak partisipasi Blok Masela dari Shell Upstream Overseas Ltd kepada Pertamina dan Petronas.
Dengan demikian, pihaknya belum bisa membeberkan rencana dan target pengembangan proyek blue amonia tersebut lebih lanjut, termasuk nilai investasi yang akan dikerahkan.
"Targetnya saat ini masih menunggu ya. Inpex itu kemarin masih mencari partner ya, kalau tidak salah Pertamina akan masuk, jadi jadwalnya nanti kita akan menyesuaikan," ungkap dia.
Sementara itu, Kepala Divisi Komersialisasi Minyak dan Gas Bumi SKK Migas, Rayendra Sidik, memastikan setelah Blok Masela dikembangkan dengan masif, secara beriringan akan terbentuk sebuah pengelolaan industri hilirisasi gas di sana, termasuk pabrik pupuk.
ADVERTISEMENT
"Nanti rencananya akan ada semacam pengelola industri, kita sudah punya tanda tangan MoU dengan Pupuk Indonesia, rencananya blue amonia, yang penting nanti kalau punya strategi yang lain ya silakan," tegasnya.
Rayendra belum bisa memastikan apakah akan terbangun suatu kawasan ekonomi atau industri yang terintegrasi di sekitar Blok Masela yang terletak di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku.
"Tapi apakah akan ada kawasan ekonomi saya terus terang tidak bisa jawab juga, nanti kita lihat ke depannya seperti apa," pungkas dia.