PTPN III Bakal Penuhi 40 Persen Kebutuhan Minyak Goreng Nasional 2026

21 September 2022 12:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara, Mohammad Abdul Ghani. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara, Mohammad Abdul Ghani. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Perkebunan Nusantara III atau PTPN III (Persero) siap memenuhi 40 persen kebutuhan minyak goreng nasional di 2026. Hal tersebut seiring dengan Perseroan yang membentuk Subholding Palm Co untuk melantai di bursa saham atau initial public offering (IPO).
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PTPN III Mohammad Abdul Ghani mengatakan telah mendapatkan arahan dari pemerintah untuk menghasilkan 2 juta ton Refined, Bleached, Deodorized (RBD) Palm Olein hingga tahun 2026. Adapun RBD Palm Olein adalah produk hasil rafinasi dan fraksinasi Crude Palm Oil (CPO) yang digunakan sebagai minyak goreng.
Menurut Ghani, apabila PTPN mampu menghasilkan 2 juta ton RBD Palm Olein sampai 2026, maka 40 persen dari kebutuhan nasional terhadap minyak goreng bisa terpenuhi. Meski begitu, sampai dengan akhir 2022, PTPN III baru menghasilkan 750 ribu ton yang diolah menjadi minyak goreng.
"Ketika PTPN bisa menghasilkan 2 juta ton olein, itu maknanya 40 persen dari kebutuhan nasional daripada PTPN," ujar Ghani dalam launching produk unggulan Indonesia Plantation & Foresty Research Institute di Agro Plaza, Rabu (21/9).
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Ghani menyebut PTPN III dapat mengambil segmen minyak goreng untuk kelas menengah ke bawah. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi masyarakat kesulitan mendapatkan minyak goreng.
Petugas melakukan persiapan untuk pengiriman minyak goreng Minyakita yang telah dikemas dalam kontainer ke Indonesia bagian timur, di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (11/8/2022). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
Selain itu, Ghani merasa keberadaan PTPN III juga mampu menstabilkan harga minyak goreng. Ia berkaca dari pengalaman pada akhir 2021 dan awal 2022 di mana PTPN III tidak ada dalam posisi seperti itu.
"Kita bisa ambil segmen untuk masyarakat menengah ke bawah, kalau terjadi apa-apa, PTPN bisa digunakan oleh pemerintah untuk menstabilkan harga, tidak seperti tahun lalu," ungkap Ghani.
Tidak hanya itu, Ghani mengungkapkan PTPN III akan berjalan bersama swasta. Menurutnya, hal itu demi menghindari distorsi dengan pasar agar pemerintah memiliki instrumen.
"PTPN lah yang jadi instrumen untuk mengendalikan harga terutama di kalangan menengah ke bawah," pungkas Ghani.
ADVERTISEMENT