Prabowo soal Makan Siang: 18 Tahun Lagi Fisik WNI Lemah, Kuli Kalah dari Vietnam

21 Maret 2024 20:56 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
Zulhas dan Prabowo di acara Buka Bersama di DPP PAN, Kalibata Jaksel.  Foto: Ainun Nabila/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Zulhas dan Prabowo di acara Buka Bersama di DPP PAN, Kalibata Jaksel. Foto: Ainun Nabila/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menegaskan kembali pentingnya program makan siang gratis yang dibanggakannya. Jika tidak ada program ini, kata dia, 18 tahun lagi fisik Warga Negara Indonesia (WNI) akan lemah.
ADVERTISEMENT
Adapun KPU RI telah merampungkan rekapitulasi nasional hasil Pilpres 2024 di 38 provinsi dan 128 PPLN. KPU langsung mengumumkan dan menetapkan hasil perolehan suara Pilpres 2024.
Hasilnya, paslon nomor urut 02 Prabowo-Gibran mengalahkan paslon nomor urut 01 Anies-Muhaimin dan paslon nomor urut 03 Ganjar-Mahfud.
Prabowo mengatakan, program makan siang gratis yang bergizi untuk anak-anak Indonesia yang menjadi tumpuan masa depan bangsa. Gizi yang baik, menurutnya, penting untuk pertumbuhan otak anak-anak.
"Kalau tidak berani sekarang, 18 tahun lagi Indonesia akan mengalami WN yang lemah fisik dan lemah otak, kalau kurang protein saat masih anak-anak sel otak tidak berkembang," ujarnya saat acara buka bersama DPP PAN di Jakarta, Kamis (21/3).
Bahkan, Prabowo menyinggung jika WNI memiliki fisik lemah, pekerja kuli Indonesia akan kalah dari Vietnam dan kualitas prajurit hingga petani juga tidak akan kuat lagi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Prabowo juga menyebutkan program makan siang gratis ini juga dianjurkan dalam agama Islam. "Saya dapat pencerahan dalam Islam memberi makan bagi yang membutuhkan sangat diwajibkan," imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo juga menyinggung pentingnya menaikkan penerimaan pajak dari 11 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), menjadi 16 persen sehingga bisa menyayangi Thailand dan Malaysia.
"Bedanya apa orang Thailand Kamboja Malaysia sama kita? Ada apa apa kita lebih bodoh atau lebih malas? Sepanjang jalan bertanya itu bertanya kepada ahli perpajakan kita zaman orde baru 14 persen kenapa sekarang turun," tuturnya.
ADVERTISEMENT