Populer: Elon Musk Mau PHK Pekerja Tesla; TP Rachmat Sebut Batu Bara Akan Habis

5 Juni 2022 6:26 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo bersama Elon Musk saat meninjau lokasi fasilitas produksi roket Space X, di Boca Chica, Amerika Serikat, Sabtu (14/5/2022). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo bersama Elon Musk saat meninjau lokasi fasilitas produksi roket Space X, di Boca Chica, Amerika Serikat, Sabtu (14/5/2022). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pendiri Tesla, Elon Musk berencana memangkas sekitar 10 persen dari 10 ribu karyawan di pabrik mobil listrik miliknya. Langkah itu dilakukan karena ekonomi dunia yang diperkirakan lesu.
ADVERTISEMENT
Informasi tersebut menjadi salah satu berita populer di kumparanBISNIS pada Sabtu (4/6). Berita lainnya yang juga populer adalah pemilik Triputra Group, Theodore Permadi Rachmat atau TP Rachmat, yang menyebut batu bara akan habis. Berikut lengkapnya.

Elon Musk Berencana PHK Karyawan Tesla

CEO Tesla Elon Musk berencana memangkas (PHK) sekitar 10 persen karyawan lantaran memiliki ‘perasaan yang sangat buruk’ tentang ancaman resesi ekonomi global. Hal tersebut terungkap dari pesan yang dikirim Musk kepada para eksekutif Tesla, Kamis (2/6) waktu setempat.
Mengutip Reuters, Sabtu (4/6), sebuah pesan tersebut mengungkapkan keprihatinan Musk terkait ekonomi global dan mengatakan untuk menghentikan semua perekrutan di seluruh dunia. Adapun pesan tersebut datang dua hari setelah Musk mengatakan kepada staf Tesla untuk kembali bekerja dari kantor.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, dalam email lain pada Jumat (3/6), Musk juga mengatakan alasan pengurangan pegawai itu karena telah terjadi kelebihan staf di banyak Bidang. "Tapi jumlah pegawai per jam akan meningkat," tulis Musk.
“Perhatikan, ini tidak berlaku untuk siapa pun yang benar-benar membuat mobil, paket baterai, atau memasang solar," tulis Musk dalam email yang dilihat oleh Reuters.
Atas bocornya email tersebut, perusahaan yang berbasis di Texas, Amerika Serikat, itu tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar. Rencana PHK karyawan Tesla membuat saham Tesla anjlok 9 persen di penutupan perdagangan Wall Street akhir pekan ini.
TP Rachmat Sebut Batu Bara Akan Habis
Profil TP Rachmat di Universitas Paramadina, Sabtu (4/6). Foto: Narda Margaretha Sinambela/kumparan
Indonesia saat ini masih bergantung pada energi fosil untuk menyokong kebutuhan sehari-sehari. Salah satunya batu bara yang menjadi komoditas andalan untuk produksi listrik nasional meski dibarengi dengan energi baru dan terbarukan.
ADVERTISEMENT
Pemilik Triputra Group, Theodore Permadi Rachmat atau TP Rachmat, menilai komoditas energi fosil akan habis jika terus digunakan dalam jangka panjang. Batu bara misalnya, menurut dia hanya akan bertahan lama.
"Segala macam industri seperti batu bara, berapa lama lagi kita bisa merasakan? 10-20 tahun? Bayangkan, 50 tahun lalu saya terbang ke Kalimantan, semua hijau. Orang bilang kayu Kalimantan tak ada habis-habisnya. Coba sekarang? Hutan sudah dibabat habis," kata TP Rachmat Rachmat di Universitas Paramadina, Jakarta, Sabtu (4/6).
Karena itu, Indonesia menurutnya tidak bisa lagi hanya mengandalkan energi fosil. "Kita harus pindah ke industri lebih canggih," imbuh TP Rachmat.
Menurut dia, industri canggih tidak melulu soal perusahaan digital seperti startup, tapi segala macam industri mulai dari industri kimia, mobil, baja dan lainnya. Industri ini diharapkan dapat menggantikan bisnis-bisnis komoditi yang tak terbarukan tadi.
ADVERTISEMENT
"Itu tugas kita, bagaimana kita bisa menggantikan bisnis-bisnis komoditi itu. Bisnis industri yang lebih mapan itu bisa konkret di luar negeri," ujar TP Rachmat.
Di sisi lain, TP Rachmat ingin agar perkembangan bisnis industri di Indonesia dapat lebih mapan dan bisa dilirik investor asing. Sama halnya dengan negara Vietnam yang dibanjiri perusahaan-perusahaan asing, mulai dari Samsung, Apple, dan masih banyak lagi.
Padahal, pemerintah sudah merancang sedemikian rupa aturan untuk mempermudah pertumbuhan industri di Indonesia. Sejauh ini, kata dia, UU Cipta Kerja sudah bagus, meskipun masih akan diubah.
"Kita sebagai bangsa mau itu cepat diselesaikan dengan baik, supaya suasana ekonomi Indonesia bisa lebih baik lagi," tandasnya.