Populer: Dirut Garuda Ingin Resign 138 Kali; PNS Harus Rela Bagi Kamar di IKN

27 Agustus 2023 6:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Direktur Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengaku ingin resign 138 kali. Kabar tersebut menjadi salah satu berita paling banyak dibaca sepanjang Sabtu (26/8).
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, ada pula kabar tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang harus rela berbagi kamar di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Berikut rangkuman berita populer di kumparanBisnis.

Dirut Garuda Ingin Resign 138 Kali

Saat Garuda Indonesia menghadapi PKPU dan pandemi COVID-19, Irfan Setiaputra mengaku bahwa dirinya bersama Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo tidak percaya bahwa maskapai pelat merah ini akan selamat. Namun, Irfan tidak punya pilihan lain.
“Banyak orang yang bertanya sama saya ‘bagaimana bapak menghadapi situasi itu’. Jawaban saya, saya ingin mengundurkan diri. (Terus) tanya ‘berapa kali bapak ingin mengundurkan diri, 2-3 kali? Enggak 138 kali lebih pastinya’. Ini sebuah beban yang enggak pernah orang yang tahu,” kata Irfan dengan suara bergetar di OJK Institute dalam youtube Otoritas Jasa Keuangan, dikutip Sabtu (26/8).
ADVERTISEMENT
Irfan memastikan tidak ada orang yang tahu beban yang dipikulnya saat memimpin maskapai BUMN itu. Bahkan, tiga CEO terkemuka yang ditemui Irfan meminta ia untuk mengundurkan diri karena Garuda Indonesia tidak akan selamat.
“Saya tanya ‘bos menurut lu gua harus gimana, kalau kondisinya seperti ini dari mobilitas, peradaban kita enggak terbang, utang kita seberapa besar’. Mereka semua bertiga sepakat dan kasih jawaban very simple straightforward ‘gampang Fan’. Saya ambil notes, apa bos? ‘Elu resign aja, udah gila diterusin perusahaan begini, enggak mungkin selamat’,” ujarnya.
Irfan juga menemui profesor Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) di salah satu universitas untuk mencari solusi di balik permasalahan Garuda Indonesia namun tak kunjung mendapat jawaban.
ADVERTISEMENT
“Belum ketemu pak Sunarso (Direktur Utama BRI) teman-teman gimana rasa malunya, kita bisa berdiri segala macam tapi enggak bayar. Bukan hanya bunga yang bayar, semua enggak kita bayar berbulan-bulan. Saya juga heran enggak Kol 5,” candanya.
Pesawat jenis Boeing 737-800 NG yang didatangkan Garuda Indonesia. Foto: Dok. Istimewa

PNS Harus Rela Bagi Kamar di IKN

Anggaran untuk membangun hunian bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara saat ini masih kurang. Sehingga ada kemungkinan para abdi negara tersebut harus berbagi kamar.
Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto, mengungkapkan opsi terburuk kebutuhan hunian di IKN yaitu 1 hunian diisi oleh 6 orang. Sesuai Peraturan Presiden Nomor 63 tahun 2022 tentang Perincian Rencana Induk Ibu Kota Nusantara, kebutuhan rumah di IKN sebanyak 16.000 unit.
Iwan menilai kebutuhan itu sekaligus bisa menjadi peluang investasi di sektor perumahan. Ia mengatakan setidaknya ada 8.000 unit yang bisa diinvestasikan.
Pekerja menyelesaikan pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (22/8/2023). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
"8.000 itu sistemnya sharing dulu, 3 orang dalam 1 unit. Satu unit ada 3 kamar. Kalau masing-masing 1 (orang satu unit) sekitar 2.500-an (penghuni). Kalau kali 6 berarti itu bisa 16.000. Opsi terjeleknya itu, 1 unit isi 6 orang," ujar Iwan saat konferensi pers Hari Perumahan Nasional di Kantor PUPR Jakarta, Jumat (25/8).
ADVERTISEMENT
Kementerian PUPR menargetkan 47 tower rumah dinas ASN di IKN mulai dibangun September 2023. Sumber proyek tersebut adalah dari APBN dengan alokasi sebesar Rp 9,4 triliun.
"Kalau investasinya kurang lebih untuk 8.000-an lagi. Yang ini (47 tower) sudah pemerintah. Minimal 8.000 unit rumah yang harus diinvestasikan," ungkap Iwan.
Iwan mengatakan pihaknya belum menghitung kebutuhan dana yang didapat dari investasi tersebut. Yang pasti, dana investasi itu dibutuhkan untuk membangun 8.000 unit rumah di IKN Nusantara.
"Kalau biayanya saya belum menghitung. Tapi kurang lebih 8.000 unit ini yang kita kejar dengan skema, satu KPBU, baru kita mulai (pembangunan). Yang kedua sektor swasta," kata Iwan.