Populer: Bantuan Sarden Corona Biasa Dipakai Mancing; Dana Bansos dari Utang

7 Desember 2020 6:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Sosial Juliari P Batubara mengenakan baju tahanan KPK usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Minggu (6/12).
 Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Sosial Juliari P Batubara mengenakan baju tahanan KPK usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Minggu (6/12). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kasus dugaan suap dana paket bantuan sosial (bansos) untuk Jabodetabek oleh Menteri Sosial Juliari Batubara menjadi berita populer kumparanBisnis sepanjang Minggu (6/12). Kasus ini membuat geram salah seorang warga di Cilebut, Kabupaten Bogor sebab jadi teringat ikan sarden yang diterimanya dari bansos pemerintah berkualitas jelek.
ADVERTISEMENT
kumparan menemukan, sarden yang dimaksud ternyata dijual dengan harga Rp 3.800 per kaleng di salah satu situs belanja online. Bahkan sardennya biasa digunakan untuk mancing ikan. Berikut kumparan rangkum berita populer mengenai dugaan suap bansos, Senin (7/12).

Kisah Sesendok Ikan dalam Sarden Bansos, Dikeruk Korupsi Mensos?

Kabar ini membuat geram Yuniati (48), seorang warga Cilebut, Kabupaten Bogor. Pasalnya, dia jadi teringat sejumlah paket bansos yang datang ke rumahnya. Yuniati mengaku telah menerima bansos sebanyak tiga kali dari pemerintah.
Kualitas Sarden dari Paket Bansos Corona. Foto: Dok. Istimewa
Dari bantuan tersebut, beberapa barang dalam paket sembako memiliki kualitas jelek. Salah satunya ikan sarden yang saat hendak dimasak, hanya berisi satu sendok daging dan sisanya kuah sarden yang lebih encer dari sarden yang biasa dia beli di warung atau minimarket. Dia menyebut, sarden dari bansos mereknya Nikimura dengan berat 155 gram.
ADVERTISEMENT
"Dari sarden kaleng kecil yang dibagikan, pas dituang ke wadah, isi ikannya hanya sesendok makan. Sisanya kuah tapi encer banget kayak air," kata Yuniati kepada kumparan, Minggu (6/12).
Dari empat kaleng sarden berukuran kecil yang didapatnya, dia hanya memasak dua kaleng setelah anak-anaknya mengaku kurang suka dengan rasanya. Dua kaleng sisanya dia berikan ke kucing.

Bansos Sarden Corona Dijual Rp 3.800, Biasa Dipakai Umpan Mancing

kumparan pun mencari merek sarden yang disebut Yuniati. Di akun Bukalapak, ditemukan merek yang sama dengan ukuran 155 gram dijual grosir seharga Rp 3.800 per kaleng. Di dalam boks deskripsi, si penjual memberi keterangan bahwa sarden ini selain bisa dimakan, bisa juga sebagai pakan ikan.
ADVERTISEMENT
"Sarden multifungsi, bisa untuk disantap, untuk hadiah hajatan, bisa juga sebagai umpan mancing, dll. 1 karton isi 50 kaleng. Harga distributor," tulis deskripsi oleh akun penjual di Bukalapak, dikutip kumparan.
Di akun Shopee juga ditemukan sarden merek yang sama dengan harga sedikit mahal yaitu Rp 4.200 per kaleng. Terkait sarden bansos ini bisa dijadikan pakan ikan juga pernah ditunjukkan oleh akun Adha Agung di YouTube.
Sesuai dengan pernyataan Yuniati, dalam akun Adha Agung, nampak kuah dari sarden tersebut memang terlihat lebih encer dibandingkan sarden merek lain. Nikimura menjadi salah satu dari sekian merek sarden yang dibagikan pemerintah ke masyarakat dalam satu paket bansos.
Mensos Jualiri Batubara memberikan bansos kepada masyarakat terdampak pandemi corona. Foto: Kemensos

Dana Bansos Corona yang Dikorupsi Mensos Bersumber dari Utang

Forum Indonesia untuk Transparansi (FITRA) mengecam upaya Kemensos menjadikan dana bansos ini sebagai bancakan korupsi. Sekretaris Jenderal FITRA, Misbah Hasan, menilai kasus korupsi ini merugikan masyarakat dua kali lipat.
ADVERTISEMENT
Selain di tengah kondisi banyaknya masyarakat membutuhkan bansos, kasus ini semakin menjadi beban lantaran sumber pendanaan bansos berasal dari utang.
"Rakyat Indonesia rugi dua kali, bansosnya dikorupsi dan masih harus menanggung utang dalam jangka panjang," ujar Misbah kepada kumparan, Minggu (6/12).
Ia menjelaskan, total belanja PEN bidang perlindungan sosial mencapai Rp 203,90 triliun. Pendapatan PEN itu paling besar berasal dari penambahan utang negara.
Misbah menjelaskan, dari total tersebut, sebesar 53 persen atau Rp 107,80 triliun dialokasikan untuk bansos sembako. Dengan upaya penilapan Rp 10 ribu untuk tiap paket senilai Rp 300 ribu, potensi korupsi kasus tersebut menurutnya bisa mencapai Rp 3,59 triliun.