Pertamina Raup Laba Bersih Rp 9,3 Triliun di Semester I 2019

26 Agustus 2019 17:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Penyaluran bahan bakar di SPBU Pertamina. Foto: Dok. Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
com-Penyaluran bahan bakar di SPBU Pertamina. Foto: Dok. Pertamina
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Pertamina (Persero) mencatatkan laba bersih di paruh pertama tahun ini mencapai USD 660 juta atau sekitar Rp 9,37 triliun (kurs Rp 14.200 per dolar AS).
ADVERTISEMENT
Direktur Keuangan Pertamina, Pahala Mansury, mengatakan realisasi laba bersih tersebut meningkat 112 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar USD 311 juta atau sekitar Rp 4,4 triliun.
"Laba bersih kita USD 660 juta, naik 112 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kalau dirupiahkan sekitar Rp 9,4 triliun," ujar Pahala saat konferensi pers di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Senin (26/8).
Dia melanjutkan, kenaikan tersebut karena harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) mengalami penurunan. Hal ini juga berdampak pada biaya beban pokok penjualan atau cost of goods sold (COGS) yang juga mengalami penurunan hingga 6 persen.
Adapun di semester I 2019, rata-rata ICP mencapai USD 63 per barel. Angka ini turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai USD 66 per barel.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, penurunan ICP tersebut menyebabkan pendapatan Pertamina mengalami penurunan hingga 3 persen. Selama semester I 2019, pendapatan Pertamina mencapai USD 25,5 miliar, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 26,43 miliar.
Pahala N. Mansury. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
"Turunnya ICP otomatis biaya COGS kita mengalami penurunan. Tapi kan biaya pokok penjualan turunnya sampai 6 persen, pendapatan kita turunnya 3 persen," jelasnya.
Selain itu, gross profit margin Pertamina di semester I 2019 mencapai 14 persen dan operating profit margin sebesar 8 persen.
Arus kas di semester I 2019 juga mencapai USD 1,57 miliar, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 756 juta 2018.
Volume penjualan BBM juga mengalami peningkatan 1 persen menjadi 42,46 juta kiloliter (kl) di semester I 2019, dari periode yang sama tahun lalu 41,7 juta kl.
ADVERTISEMENT
Adapun hingga akhir tahun ini, Pahala menargetkan laba bersih sekitar USD 1,5-2 miliar. Bahkan bisa di atas USD 2 miliar jika harga ICP bisa bertahan di kisaran USD 63 per barel.
"Kita punya target USD 1,5-2 miliar. Profit kita berupaya terus tingkatkan kinerja kita, mudah-mudahan dengan harga ICP yang saat ini di kisaran USD 63 per barel, mudah-mudahan angka USD 2 miliar bisa kita capai. Kita pacu terus di angka USD 2 miliar," tambahnya.