Pertamina Geothermal Energy Cetak Laba Bersih Rp 2 T di Kuartal III 2023

28 Oktober 2023 13:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembangkit listrik panas bumi area Kamojang milik Pertamina Geothermal Energy. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pembangkit listrik panas bumi area Kamojang milik Pertamina Geothermal Energy. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) membukukan laba bersih USD 133,4 juta atau Rp 2,12 triliun (kurs Rp 15.911) pada kuartal III 2023. Angka ini naik 19,7 persen secara tahunan (year on year/yoy) dari USD 111,4 juta.
ADVERTISEMENT
Direktur Keuangan PGE, Nelwin Aldriansyah, mengatakan di kuartal III 2023 ini, perseroan sukses melampaui raihan laba sepanjang tahun 2022 yang pada saat itu mencapai USD 127,3 juta.
"Pencapaian ini menunjukkan bahwa PGE telah berhasil mengelola keuangan dengan baik. Selain itu juga PGE telah mampu meningkatkan kinerja operasional dan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan," ujarnya melalui keterangan resmi, Sabtu (28/10).
Sementara dari sisi pendapatan usaha, emiten panas bumi milik pemerintah ini mencatatkan peningkatan dari USD 287,4 juta menjadi USD 308,9 juta atau Rp 4,7 triliun (yoy).
Pada kuartal III 2023 ini, PGE juga sudah membukukan pendapatan kredit karbon sebesar USD 732 ribu atau Rp 11,3 miliar yang merupakan pendapatan perdana dari bursa karbon Indonesia (IDXCarbon).
ADVERTISEMENT
Nelwin mengatakan, capaian ini membuat PGE berada di posisi keuangan solid untuk terus tumbuh secara berkelanjutan. Hal ini dapat dilihat dari tingkat debt to equity ratio (DER) yang kuat, yaitu di 36,8 persen.
"Dengan tingkat DER yang baik ini menjadi sinyal positif bagi kami untuk membuka peluang ekspansi usaha melalui pendanaan pihak ketiga," ujar Nelwin.
Sisi ekuitas perseroan juga menunjukkan kenaikan, dari USD 1,25 juta menjadi USD 1,93 juta atau Rp 29,8 miliar apabila dibandingkan dengan 31 Desember 2022. Sedangkan liabilitas perseroan turun dari USD 1,22 juta menjadi USD 960 ribu atau Rp 14,8 miliar.
Hal ini, kata Nelwin, menunjukkan bahwa PGE berada dalam kondisi keuangan yang sehat dan memiliki kemampuan untuk membayar utang dan menghasilkan laba.
Direktur Keuangan Pertamina Geothermal Energy Tbk Nelwin Aldriansyah. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
Dari seluruh area sampai dengan kuartal III 2023, pendapatan PGE Area Kamojang menyumbang pendapatan terbesar perseroan senilai USD 109,6 juta atau Rp 1,6 triliun, kemudian disusul oleh PGE Area Ulubelu senilai USD 86,1 juta atau Rp 1,3 triliun
ADVERTISEMENT
Selain itu, perseroan juga aktif melakukan kerja sama strategis dengan berbagai pihak, seperti PT Jasa Daya Chevron (Chevron) dalam pengembangan Way Ratai, Africa Geothermal International Limited (AGIL) untuk mengembangkan potensi panas bumi pada konsesi Longonot di Kenya, serta Geothermal Development Company (GDC).
"Pencapaian yang sudah sangat baik ini tentunya akan menjadi pemacu kami untuk dapat terus tumbuh dan berkembang dalam menyediakan energi hijau bagi masyarakat Indonesia," tutup Nelwin.