Pertamina-Exxon Tindak Lanjuti Kerja Sama Bangun Penyimpanan Karbon di Laut Jawa

14 November 2023 20:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PT Pertamina (Persero) dan ExxonMobil menandatangani dua perjanjian tekait teknologi Carbon Capture Storage (CCS) di sela-sela Pertemuan Bilateral AS-Indonesia di Washington, D.C, Senin (13/11/2023). Foto Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
PT Pertamina (Persero) dan ExxonMobil menandatangani dua perjanjian tekait teknologi Carbon Capture Storage (CCS) di sela-sela Pertemuan Bilateral AS-Indonesia di Washington, D.C, Senin (13/11/2023). Foto Pertamina
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia memiliki potensi dan peluang besar dalam penyimpanan emisi karbon secara permanen melalui teknologi Carbon Capture Storage (CCS). Potensi penyimpanan carbon di Indonesia saat ini diperkirakan mencapai 400 giga ton. Hal ini tentunya menghadirkan peluang bisnis dan investasi yang signifikan bagi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks implementasi tersebut, PT Pertamina (Persero) dan ExxonMobil menandatangani dua perjanjian terkait CCS. Pertama, Amendemen Pokok-Pokok Perjanjian (HOA) yang memungkinkan kemajuan lebih lanjut CCS Hub, kedua adalah Nota Kesepahaman (MOU) antara Pemerintah Indonesia dan ExxonMobil. Penandatanganan dilakukan di sela-sela Pertemuan Bilateral AS-Indonesia di Washington, D.C, Senin (13/11).
Amandemen Pokok-Pokok Perjanjian antara PT Pertamina (Persero) dan ExxonMobil ditandatangani oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati; dan Irtiza Sayyed, President of Low Carbon Solutions, ExxonMobil Asia Pacific Pte. Ltd. Perjanjian ini mencerminkan komitmen lebih lanjut kedua pihak untuk memajukan evaluasi bersama CCS Hub di bagian barat laut Laut Jawa.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menjelaskan bahwa Pertamina secara konsisten terus mengembangkan program dekarbonisasi salah satunya dengan pengembangan CCS Hub yang akan dibangun dengan kerja sama bersama mitra strategis seperti dengan ExxonMobil.
ADVERTISEMENT
Menurut Nicke proyek ini berpeluang untuk menyimpan CO2 di wilayah strategis, dengan pengembangan CCS Hub di wilayah Jawa di mana sangat dekat dengan lokasi berbagai industri. CCS Hub ini akan menyediakan akses terhadap penyimpanan geologi di akuifer asin (saline aquifer), yang dapat menampung setidaknya 3 giga ton karbon dioksida (CO2) dari industri padat karbon dalam negeri dan regional.
”Proyek ini akan memungkinkan Indonesia menjadi pemimpin regional dalam dekarbonisasi industri, karena memiliki potensi penyimpanan karbon yang sangat besar. Harapannya di masa depan Indonesia dapat menjadi pusat CCS di Asia Tenggara,” ungkap Nicke.
Sementara itu, Senior Vice President, ExxonMobil Corporation, Jack P. Williams mengaku bangga dapat berkolaborasi dengan Pertamina dan Pemerintah Indonesia dalam proyek-proyek transformatif ini.
ADVERTISEMENT
"Bersama-sama, kita mempunyai peluang untuk mengurangi emisi dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan seluruh kawasan," terangnya.
PT Pertamina (Persero) dan ExxonMobil menandatangani dua perjanjian tekait teknologi Carbon Capture Storage (CCS) di sela-sela Pertemuan Bilateral AS-Indonesia di Washington, D.C, Senin (13/11/2023). Foto Pertamina
ExxonMobil Mau Bangun Pabrik Petrokimia
Soal Nota Kesepahaman (MOU) antara Pemerintah Indonesia dan ExxonMobil, ditandatangani oleh Deputi Bidang Kedaulatan Maritim dan Energi, Kementerian Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi dan Vice President ExxonMobil Chemical International Major Growth Ventures Ltd., Zoe Barinaga.
MOU ini berisi kesepakatan untuk menjajaki evaluasi dan pengembangan kompleks petrokimia mutakhir di Indonesia. Kompleks potensial ini akan menghasilkan polimer berkualitas tinggi untuk memenuhi permintaan pasar Asia yang terus bertumbuh.
Rencana investasi ini juga akan menciptakan lapangan kerja dan peluang usaha selama masa konstruksi dan pekerjaan saat operasi produksi, pemeliharaan, dan layanan terkait. Rencana investasi ini akan dirancang sebagai kompleks petrokimia rendah emisi, yang akan memanfaatkan peluang penyimpanan CO2 di sekitarnya, seperti CCS Hub yang sedang dievaluasi oleh ExxonMobil dan Pertamina PT (Persero). Rencana investasi ini menjadi contoh yang tepat untuk efek berganda yang dapat dihasilkan oleh CCS Hub bagi Indonesia.
ADVERTISEMENT
ExxonMobil sendiri menginvestasikan USD 17 miliar dalam inisiatif penurunan emisi sejak tahun 2022 hingga 2027, termasuk upayanya untuk meningkatkan CCS guna mendukung mengurangi emisi bagi pihak ketiga dan operasinya sendiri.
ExxonMobil akan fokus pada upaya penangkapan dan penyimpanan karbon pada emisi titik sumber, yaitu proses menangkap CO2 dari aktivitas industri yang seharusnya dilepaskan ke atmosfer.
"Setelah ditangkap, CO2 diinjeksi ke dalam formasi geologi bawah tanah dengan penyimpanan yang aman, terjamin, dan permanen," katanya.