Perjanjian Rusia hingga Lesunya Pasar China Buat Ekspor CPO Februari 2024 Turun

15 Maret 2024 15:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah truk pengangkut Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit mengantre untuk pembongkaran di salah satu pabrik minyak kelapa sawit milik PT.Karya Tanah Subur (KTS) Desa Padang Sikabu, Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Selasa (17/5/2022). Foto: Syifa Yulinnas/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah truk pengangkut Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit mengantre untuk pembongkaran di salah satu pabrik minyak kelapa sawit milik PT.Karya Tanah Subur (KTS) Desa Padang Sikabu, Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Selasa (17/5/2022). Foto: Syifa Yulinnas/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor minyak kelapa sawit (CPO) pada periode Januari-Februari 2024 turun 22,43 persen dibanding Januari-Februari 2023. Nilai ekspor CPO tersebut turun menjadi USD 3,33 miliar, dari USD 4,29 miliar.
ADVERTISEMENT
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti menjabarkan, beberapa faktor yang membuat ekspor CPO turun, pertama adalah faktor penurunan permintaan dari negara importir.
"Salah satu penyebab nilai ekspor CPO turun disebabkan menurunnya volume permintaan negara mitra," kata Amalia saat konpers di kantornya, Jumat (15/3).
Pada periode Januari-Februari 2024 dibanding 2023, ekspor CPO ke China turun USD 448 juta. Negara importir yang turun selanjutnya ada Malaysia yang turun USD 102 juta, dan Bangladesh turun USD 93 juta.
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jumat (15/3). Foto: Dok. Plt. Kepala BPS
Faktor kedua adalah karena ada perjanjian dagang Rusia, yaitu Black Sea Grain Initiative. Perjanjian dagang ini membuka jalur perdagangan yang membuat harga minyak nabati dari biji bunga matahari, pesaing CPO, menjadi lebih murah.
ADVERTISEMENT
"Karena memang terimbas dari langkah Rusia menandatangani Black Sea Grain Initiative pada 2022. Dengan adanya perjanjian ini membuka jalur perdagangan baru sehingga harga sunflower oil dan harga biji-bijian lain bisa lebih murah," kata Amalia.
Faktor terakhir, adalah pasokan CPO di China dan India masih relatif tinggi yang menahan permintaan CPO dari Indonesia. "Ini menyebabkan permintaan impor dari CPO relatif rendah dibanding sebelumnya," pungkasnya.