Pengakuan Menteri KKP Pernah Disindir Sri Mulyani Karena Sumbangan PNBP Seret

29 April 2024 14:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono di Undip Semarang, Selasa (20/9). Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono di Undip Semarang, Selasa (20/9). Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono mengaku pernah disindir oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat awal ia menjabat sebagai menteri. Hal ini berhubungan dengan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) KKP kepada negara.
ADVERTISEMENT
"Saya diledek sama Menteri Keuangan karena PNBP cuma Rp 600 miliar. Saya minta Rp 1 triliun aja deh. Kaget saya, kita cek semua ternyata memang bertahun-tahun paling tinggi PNBP 2020 itu Rp 600 miliar," ujarnya dalam acara Indonesia Aquaculture Business Forum, Senin (29/4).
Setelah itu, Wahyu mengatakan, pihaknya langsung melakukan perbaikan untuk meningkatkan nilai PNBP. "Kita naikkan terus sampai akhirnya kita bisa di atas Rp 1 triliun. Peningkatannya cukup signifikan dan bahkan beberapa sektor meningkatnya di atas 100 persen," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Wahyu mengungkapkan ketika awal ia menerima mandat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, dirinya harus banyak belajar. Sebab, dirinya hanya memiliki latar belakang sebagai pebisnis.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono. Foto: KKP
"Ketika tiga bulan diterjunkan di Kementerian Kelautan dan Perikanan saya baca aja apa yang disiapkan teman-teman. Saya tidak mengerti ini apa. Itulah yang menyebabkan saya harus belajar kurang lebih enam bulan di tahun 2021," kata Wahyu.
ADVERTISEMENT
"Yang saya pelajari tugas utama Kementerian Kelautan dan Perikanan itu apa. Jadi menyiapkan suatu ekosistem, artinya menyiapkan regulasi yang mampu memicu pertumbuhan," pungkasnya.
Wahyu dilantik oleh Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan pada 23 Desember 2020, menggantikan Edhy Prabowo yang ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia karena kasus pemberian izin ekspor benih lobster.
Setelah satu tahun mendalami dunia kelautan dan perikanan, Wahyu bekerja mewujudkan perubahan besar modernisasi pengelolaan kelautan dan perikanan terutama di bidang perikanan tangkap, perikanan budidaya dan pengelolaan ruang laut.