Pelindo I-IV Bakal Merger, Nilai Aset Capai Rp 112 Triliun

1 September 2021 18:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di Pelabuhan Tanjung Priok yang dikelola PT Pelindo II, saat crane membongkar muat peti kemas dari kapal-kapal kargo. Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Pelabuhan Tanjung Priok yang dikelola PT Pelindo II, saat crane membongkar muat peti kemas dari kapal-kapal kargo. Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah mengumumkan rencana penggabungan atau merger empat BUMN yakni PT Pelindo I (Persero), PT Pelindo II (Persero), PT Pelindo III (Persero), dan PT Pelindo IV (Persero). Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, dengan penggabungan tersebut maka total aset perusahaan akan mencapai Rp 112 triliun, dengan total pendapatan mencapai Rp 28,6 triliun.
ADVERTISEMENT
“Jadi total aset dari penggabungan empat Pelindo ini menjadi Rp 112 triliun, pendapatan Rp 28,6 triliun. Jadi skalanya memang sudah masuk ke skala pelabuhan global,” ujar Tiko sapaan akrab Kartika dalam konferensi pers virtual, Rabu (1/9).
Bahkan menurut Tiko integrasi ini nantinya juga akan meningkatkan posisi Pelindo sebagai operator terminal peti kemas terbesar ke 8 di dunia dengan total through peti kemas sebesar 16,7 juta TEUs.
“Dengan integrasi ini bisa menyatukan seluruh pelabuhan peti kemas di Pelindo itu akan mencapai skala 16 juta TEUs yang merupakan pelabuhan peti kemas terbesar ke 8 di dunia,” ujarnya.
Menurut Tiko hal tersebut memang menjadi salah satu latar belakang Kementerian BUMN menggabungkan Pelindo I-IV. Yaitu agar bisa memiliki integrasi pelabuhan yang berdaya saing dan berskala global.
ADVERTISEMENT
Dalam rancangan penggabungan ini nantinya Pelindo II akan menjadi perusahaan penerima penggabungan. Kemudian Pelindo I, Pelindo III dan Pelindo IV akan bubar demi hukum tanpa proses likuidasi.
Menurut Tiko, Pelindo II ditunjukkan menjadi holding perusahaan karena memiliki penerapan service level aggrement (SLA) dan layanan yang terbilang lebih unggul. Ia pun berharap, ketiga BUMN pelabuhan lainnya bisa beradaptasi dan mengimbangi capaian Pelindo II.
"Pelindo II sekarang ini menjadi leading sector, dan diharapkan Pelindo lainnya menyesuaikan layanan dana efisiensinya untuk bisa mencapai benchmark yang ada di Pelindo II," kata Tiko.
Kendati demikian, Tiko menjelaskan setelah merger, Pelindo II akan berperan sebagai strategic holding dan tidak lagi berperan sebagai operating. Sebab, nantinya hasil merger ini akan memiliki empat sub holding yang akan mengoperasikan masing-masing lini bisnis.
ADVERTISEMENT
Adapun empat subholding tersebut yakni peti kemas, non-peti kemas, logistics & hinterland development, marine, serta equipment & port services.
"Pelindo II akan menjadi strategic holding bukan operating, yang operasikan ada empat sub holding di bawahnya. Jadi ini akan muncul sebagai perusahaan baru yang mempunyai bisnis model lebih fokus dan diharapkan create value lebih besar," jelasnya.
Rencananya merger secara resmi akan dilakukan pada 1 Oktober 2021. Lewat penggabungan tersebut maka keempat BUMN akan menjadi satu perusahaan bernama PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo.