Papua Bakal Ditanami Tebu, Masih Perlukah Food Estate Baru?

12 Februari 2024 8:08 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto udara areal lumbung pangan nasional 'food estate' komoditas singkong di Tewai Baru, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Foto: Makna Zaezar/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Foto udara areal lumbung pangan nasional 'food estate' komoditas singkong di Tewai Baru, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Foto: Makna Zaezar/Antara Foto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah berencana menambah proyek lumbung pangan atau food estate baru di Papua. Food estate di Papua itu rencananya akan ditanami komoditas tebu.
ADVERTISEMENT
Proyek lumbung pangan ini sering menuai pro dan kontra karena dianggap merusak lingkungan, daripada memberikan hasil positif berupa panen komoditas pangan yang bagus.
Selain Papua, pemerintah juga akan membuat food estate baru di NTT dan Sumatera Selatan. Manajer Kampanye Hutan dan Kebun Walhi Nasional, Uli Arta Siagian, menganggap food estate tersebut sebenarnya satu paket dengan yang sudah ada di Sumatera Utara dan Kalimantan Tengah.
Walhi memandang rencana proyek lumbung pangan di Papua yang akan ditanam tebu sebagai siasat untuk membabat hutan demi menjual kayu. Hal ini dikarenakan tidak ada garansi bahwa pembangunan proyek food estate dibuat tanpa proses penggundulan hutan.
"Di Papua sebenarnya beberapa tahun lalu, teman-teman Walhi Papua melihat, mencurigai, menduga praktik pembangunan food estate di Papua sebenarnya bukan untuk membangun pangan, tapi hanya untuk mengambil sumber daya kayunya saja," kata Uli kepada kumparan, Jumat (9/2).
ADVERTISEMENT
Mentan Panen Jagung di Food Estate Gunung Mas. Foto: Dok. Kementan
"Jadi ada praktik pencurian kayu yang terlegitimasi melalui rencana program food estate," tambahnya.
Walhi menilai salah satu faktor yang membuat selama ini food estate gagal salah satunya adalah karena tidak melibatkan masyarakat atau petani lokal untuk menggarap lahan. Menurut Uli, pemerintah tidak mempunyai ilmu yang cukup untuk garap proyek ini.
"(pemerintah) Tidak punya pengetahuan soal baca situasi tanah bagaimana, membaca tanda-tanda alam bagaimana. Di NTT tadi sebenarnya juga melengkapi kegagalan negara untuk membaca apa yang jadi kebutuhan membangun pangan dan bagaimana situasi kesesuaian tempat food estate dibangun. Itu melengkapi fakta-fakta di Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara," kata Uli.
Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyebut pemerintah akan membangun food estate alias lumbung pangan baru di Papua.
ADVERTISEMENT
"Investasi untuk di Papua, di Merauke, ya untuk pembangunan food estate, untuk tebu. Dan beberapa investasi di sektor pertambangan," ujar Bahlil usai rapat dengan Presiden Jokowi di Istana Negara, Senin (5/2).
Bahlil menjelaskan rencana tersebut saat ini tengah digodok, khususnya dalam hal menghindari terjadinya konflik lahan dengan masyarakat adat. Setelah itu, barulah nanti ditentukan apakah proyek tersebut akan dijadikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) atau Proyek Strategis Nasional (PSN).