Pandu Patria Sjahrir

Pandu Sjahrir Beberkan Strategi Fintech Dukung Inklusi Keuangan UMKM

30 September 2022 22:17 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Dewan Pengurus Harian Aftech Indonesia, Pandu Sjahrir, di Master Class Batch 3, Jumat (30/9/2022). Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Dewan Pengurus Harian Aftech Indonesia, Pandu Sjahrir, di Master Class Batch 3, Jumat (30/9/2022). Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Dewan Pengurus Harian Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech), Pandu Sjahrir, menjelaskan sederet strategi fintech lending atau pinjaman online (pinjol) dalam mendukung inklusi keuangan, terutama kepada UMKM.
ADVERTISEMENT
Pandu menuturkan upaya-upaya tersebut dilakukan para pemain atau penyelenggara layanan fintech dengan tujuan untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional.
"Strategi pertama yaitu kebutuhan untuk memahami kebutuhan nasabah sasaran," kata Pandu saat Master Class Batch 3, Jumat (30/9).
Pandu melanjutkan, karena sifat produk pinjaman produktif dan konsumtif berbeda, dengan target pasar yang berbeda, perusahaan fintech lending perlu memahami kebutuhan nasabah pinjaman produktif.
Strategi kedua adalah kebutuhan atas strategi periklanan dan promosi yang berbeda. Hal ini lantaran beberapa perusahaan fintech lending hanya menawarkan pinjaman konsumtif. Maka, untuk memasarkan pinjaman produktif sebagai produk baru akan membutuhkan investasi yang signifikan.
"Selanjutnya yang ketiga, ini juga penting, yaitu kebutuhan atas metodologi credit scoring yang berbeda," imbuh Pandu.
Pandu Patria Sjahrir. Foto: Instagram/@pandusjahrir
Pandu menjelaskan berhubung peminjam kredit produktif adalah badan usaha atau perorangan yang akan membuka usaha sendiri, maka ada kemungkinan usaha mereka akan gagal dan peminjam tidak dapat mengembalikan pinjamannya.
ADVERTISEMENT
Strategi keempat, kata Pandu, yaitu kebutuhan untuk membangun kapabilitas manajemen risiko yang berbeda. Dia berkata, perusahaan fintech lending terekspos pada berbagai risiko, di antaranya risiko pasar, kredit, operasional, reputasi, legal, dan penipuan (fraud).
"Untuk melindungi baik peminjam maupun penyedia dana, maka diperlukan peningkatan kapabilitas manajemen risiko bila perusahaan ingin menawarkan produk dan jasa baru," ujar Pandu.

Pendanaan Pinjol untuk UMKM Meningkat Pesat

Dalam kesempatan sama, Pandu juga mengungkapkan investasi di sektor fintech di Indonesia dalam lima tahun terakhir meningkat lebih dari 13 kali. Hal itu didukung oleh fenomena bonus demografi, di mana 2 per 3 penduduk Indonesia berada di usia produktif.
Menurutnya, sektor fintech telah banyak menarik investasi baik asing maupun dalam negeri. Total pendanaan dari sektor fintech sudah naik tiga kali lipat antara tahun 2020-2021.
ADVERTISEMENT
"Perkembangan penyaluran pembiayaan melalui fintech kepada UMKM dan individu sangat meningkat, sekarang sudah mencapai angka Rp 23.07 triliun di Maret 2022, memang sebagian besar di Pulau Jawa," ungkap Pandu.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten