Pandemi Corona Tak Halangi Produktivitas Petani Bawang Putih di Lombok

11 Mei 2020 16:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petani panen bawang putih di kawasan Sembalun Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Petani panen bawang putih di kawasan Sembalun Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Untuk menekan penyebaran virus COVID-19, pemerintah telah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) serta mengimbau masyarakat untuk bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah. Berbagai sektor usaha pun terkena imbas karena pola hidup masyarakat yang ikut berubah, tak terkecuali pertanian.
ADVERTISEMENT
Di saat banyak pengusaha yang tidak dapat menjalankan usahanya secara optimal, Abdul Rais dan para petani di Sembalun, Lombok, Nusa Tenggara Barat tetap beraktivitas seperti biasa. Pandemi ini secara tidak langsung memberikan dampak positif bagi usaha pertanian bawang putih. Pemerintah memutuskan untuk menghentikan kegiatan impor dari China yang salah satunya mencakup komoditas bawang putih.
Rais merasa bersyukur karena tanaman bawang putihnya telah siap panen. Bawang putih di Pulau Lombok sendiri dikenal memiliki keunggulan dapat tumbuh subur di dataran rendah dan kurang subur serta memiliki ukuran yang besar.
“Pertanian merupakan sektor utama yang menghidupi keluarga di daerah Sembalun. Sekitar 6.700 jiwa menanam bawang putih dengan tanaman tumpang sari sebagai selingan. Hadirnya BNI turut meningkatkan kesejahteraan petani di sini dengan akses pembiayaan yang mudah dan ringan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Sebelum ada BNI, para petani masih bergantung pada rentenir yang memberikan bunga yang sangat tinggi,” ujar Rais.
Menuruni Bukit Pergasingan. Foto: Selfy Momongan/kumparan
Rais mengatakan dengan ada physical distancing, koordinasi antar petani dilakukan menggunakan sarana telepon dan aplikasi Whatsapp. Hal-hal yang dikoordinasikan adalah seputar pasokan benih, pupuk, penjualan, hingga akses pembiayaan. Rais turut membantu mengkoordinir para anggota dalam memperoleh pinjaman KUR ke BNI.
ADVERTISEMENT
Dalam hal pengajuan pinjaman, berkas dikoordinasi oleh ketua kelompok tani secara kolektif untuk diserahkan dan diproses oleh BNI Kantor Cabang Mataram. Sedangkan untuk pelunasannya, petani biasanya cukup melakukan setoran ke BNI Kantor Cabang Sembalun atau melalui Agen46 (Agen LAKUPANDAI BNI) terdekat.
Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) BNI, Tambok P Setyawati menuturkan, hadirnya BNI sejak 3 tahun ini di Kecamatan Sembalun dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Salah satunya melalui KUR dengan bunga yang ringan dengan sistem tidak diangsur, melainkan Yarnen (Bayar Ketika Panen) atau lunas setelah panen.
Pola Yarnen ini tidak hanya berlaku pada bawang Sembalun, namun juga kepada petani usaha padi, jagung dan lain sebagainya di Jawa Timur serta seluruh sentra pertanian di Indonesia, Penyaluran KUR ke sektor pertanian menjadi salah satu strategi tumpuan dalam masa COVID-19. Sampai dengan April 2020, BNI telah menyalurkan KUR Tani sebesar Rp 47,495 miliar kepada 3.705 petani di Sembalun.
ADVERTISEMENT