Oversubscribed 13,9 Kali, Saham Nusantara Sawit Sejahtera Naik 0,79 Persen

10 Maret 2023 10:26 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk (NSS) resmi mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (10/3/2023). Foto: Dok. BEI
zoom-in-whitePerbesar
PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk (NSS) resmi mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (10/3/2023). Foto: Dok. BEI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perusahaan holding dan aktivitas konsultasi manajemen lainnya, PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk (NSS), resmi mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui mekanisme penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) pada Jumat (10/3).
ADVERTISEMENT
Saham NSSS menguat 1 poin atau 0,79 persen ke level 128 per lembar. Presiden Direktur NSS, Teguh, mengungkapkan selama masa penawaran umum, berdasarkan sistem e-IPO, perseroan mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) sekitar 13,9 kali.
Dalam aksi korporasi ini, perseroan melepas sebanyak 3,568 miliar saham kepada publik. Jumlah saham yang ditawarkan tersebut mencapai 15 persen dari modal disetor NSS setelah penawaran umum perdana saham.
Perseroan merampungkan penawaran awal (book building) pada 17-22 Februari 2023. Setelah memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 28 Februari 2023, NSS lalu melanjutkan dengan masa penawaran umum perdana saham pada tanggal 2-8 Maret 2023. Nilai nominal saham perseroan senilai Rp 50 per saham.
"Harga perdana saham NSS ini sebesar Rp 127 per lembar. Itu berarti dana yang kami himpun melalui IPO saham ini sebesar Rp 453,16 miliar," ujar Teguh, Jumat (10/3).
ADVERTISEMENT
Hal tersebut menunjukkan tingginya animo investor terhadap IPO saham NSS. Seiring dengan penawaran umum perdana saham, NSS juga menerbitkan sebanyak 1,784 miliar waran seri I, atau sebanyak 8,82 persen dari total saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO ini disampaikan.
Setiap pemegang dua saham baru berhak memperoleh satu waran seri I, dimana setiap pemegang satu waran seri I berhak membeli satu saham baru dengan harga pelaksanaan senilai Rp 190 per saham.
“Jika seluruhnya dilaksanakan oleh pemegang waran seri I, dana yang akan diperoleh NSS mencapai Rp 338,982 miliar,” ujar Teguh.
PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk (NSS) resmi mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (10/3/2023). Foto: Dok. BEI
PT Mitra Agro Dharma Unggul merupakan pemegang saham mayoritas NSS sebelum IPO dengan persentase kepemilikan sebesar 59,11 persen. Kemudian Teguh Patriawan memiliki 17,12 persen saham, PT Nusantara Makmur Lestari 10,75 persen, Yantoni Kerisna 6,14 persen saham, Thomas Tampi 5 persen, dan PT Bina Palangka Makmur 1,88 persen.
ADVERTISEMENT
Menurut Teguh, dana hasil IPO rencananya akan digunakan untuk membiayai pembangunan fasilitas produksi, pembiayaan penanaman baru, dan modal kerja entitas anak. Dana tersebut akan disalurkan melalui mekanisme penyertaan modal.
PT Borneo Sawit Perdana (BSP) menjadi salah satu anak usaha yang akan menerima suntikan modal dengan dana hasil IPO. Sekitar 33 persen akan digunakan untuk belanja modal dalam membangun pabrik kelapa sawit seluas 40 hektare berkapasitas 60 ton tandan buah segar (TBS) per jam dan fasilitas pendukungnya.
Sekitar 9,4 persen akan digunakan untuk pemenuhan modal kerja BSP dalam pembelian pupuk dan agrochemical atau bahan kimia pertanian. PT Bina Sarana Sawit Utama (BSSU) juga akan mendapat suntikan dana hasil IPO, sekitar 47 persen akan digunakan untuk belanja modal dalam rangka penanaman baru perkebunan sawit.
ADVERTISEMENT
Dari jumlah tersebut, 15 persen di antaranya akan dipakai untuk pembebasan lahan seluas 6.831 ha agar berstatus hak guna usaha (HGU). Adapun sisa anggaran akan dipakai untuk proses pembibitan hingga pemupukan selama periode belum menghasilkan.
Kemudian, sekitar 10,6 persen dana hasil IPO akan disalurkan kepada PT Prasetya Mitra Muda untuk pemenuhan modal kerja PMM dalam pembelian pupuk dan agrokimia atau bahan kimia pertanian.
“Dana yang diperoleh Perseroan dari hasil pelaksanaan waran seri I seluruhnya akan digunakan untuk belanja modal ke entitas anak dengan mekanisme penyertaan modal,” tutur Teguh.
Teguh mengungkapkan bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam IPO NSS adalah PT BRI Danareksa Sekuritas, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, PT Sucor Sekuritas, dan PT Samuel Sekuritas Indonesia. Dengan kapitalisasi pasar NSS sekitar Rp 2,9-Rp 4,5 triliun, Teguh optimistis bisnis CPO masih memiliki potensi besar di Indonesia.
ADVERTISEMENT