BJ Habibie Meninggal, Presiden ketiga RI BJ Habibie melambaikan tangan saat akan menghadiri Sidang Tahunan MPR Tahun 2015 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat

Otorita Batam, Rintisan BJ Habibie yang Kehilangan Otoritasnya

12 September 2019 10:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kampung Vietnam di Pulau Galang, Batam Foto: Instagram/@fahiraaprn_
zoom-in-whitePerbesar
Kampung Vietnam di Pulau Galang, Batam Foto: Instagram/@fahiraaprn_
ADVERTISEMENT
Batam sangat identik dengan BJ Habibie. Presiden ke-3 RI itu memang pernah menjadi Ketua Otorita Batam selama 20 tahun, yaitu dari 1978-1998.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari BP Batam, Kamis (12/9), Presiden Soeharto saat itu melihat perlunya Batam dikembangkan sebagai daerah industri berteknologi tinggi. Untuk mewujudkan hal tersebut, Soeharto kemudian menugaskan BJ Habibie yang saat itu menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi menjadi Ketua Otorita Batam.
BJ Habibie adalah Ketua Otorita Batam ketiga. Sebelum BJ Habibie, sudah ada Ibnu Sutowo (1971-1976) dan JB Sumarlin (1976-1978).
Dalam masa kepemimpinannya, BJ Habibie mampu membuat Batam berkembang sangat pesat. BJ Habibie mengubah arah pembangunan Batam tidak hanya sekadar basis logistik Pertamina, melainkan mengubahnya menjadi proyek nasional yang memberikan nilai tambah tinggi untuk kepentingan nasional. BJ Habibie sukses menjadikan Batam sebagai daerah industri berteknologi tinggi, perdagangan, alih kapal, dan pariwisata.
ADVERTISEMENT
Untuk membangun Batam, BJ Habibie menyiapkan pembangunan infrastruktur hingga mengadakan promosi dan kerja sama luar negeri. Tujuannya agar investor mau menanamkan modalnya di Batam. Pemerintah Kotamadya Administratif Kota Batam pun digagas BJ Habibie dalam upaya pemberian pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat yang jumlahnya semakin bertambah.
Suasana galangan kapal Batam Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Pada akhirnya, langkah BJ Habibie cukup berhasil menjadikan Batam sebagai Kawasan Industri yang kompetitif. Batam menjadi bukti sejarah atas keberhasilan Pemerintah Orde Baru saat itu.
Ternyata saat membangun Batam, BJ Habibie terinspirasi negara-negara Benelux di Eropa yaitu Belanda, Belgia, Luxemburg. Dia pun mencetuskan ide SIJORI yaitu Singapura-Johor-Riau. BJ Habibie juga menggunakan Teori Balon yakni sebuah teori yang menggambarkan kondisi perekonomian di sebuah kawasan sebagai suatu sistem balon yang dihubungkan oleh satu dengan yang lain. Balon yang dimaksud adalah Balon I Batam, Balon II Rempang, Balon III Galang. Maka dia membuat konsep Barelang (Batam Rempang Galang) dengan dihubungkannya 6 jembatan Barelang agar luasnya menjadi 715 km persegi atau 13 persen lebih besar dari Singapura. Harapannya, Batam bisa mandiri dan bersaing dengan Singapura.
ADVERTISEMENT
Sebagai Ketua Otorita, BJ Habibie mendirikan badan bernama BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal). Dia pun mengeluarkan aturan khusus soal Hak Pengelolaan Lahan (HPL). HPL ini yang menjadi kewenangan Otorita Batam untuk mengelola lahan di Batam melalui Keppres 41 Tahun 1973. Tujuannya agar perencanaan, peruntukkan, dan penggunaannya dapat disesuaikan dengan tugas Otorita Batam untuk membangun Batam.
Presiden ketiga RI BJ Habibie melambaikan tangan saat akan menghadiri Sidang Tahunan MPR Tahun 2015 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2015). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Selama 20 tahun menjabat Ketua Otorita Batam, BJ Habibie dianggap sangat berhasil. Batam muncul menjadi kawasan industri besar seperti Batamindo di Muka Kuning yang diisi oleh pabrik Sumitomo, Thomson, Philips, Western Digital, Sony dan Toshiba. Setelah itu, muncul kawasan industri baru di Batam seperti PT Kabiil Indonusa Estate, PT Kara Primanusa, PT Seafront Industrial City, PT Spinindo Mitradaya, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Namun, BJ Habibie harus melepas jabatannya sebagai Ketua Otorita Batam karena dipilih oleh MPR menjadi Wakil Presiden ke-7 dan posisinya digantikan oleh JE Habibie yang tidak lain adalah adik BJ Habibie.
Setelah ditinggal BJ Habibie dan lengsernya rezim Orde Baru, Batam berubah. Tantangan yang dihadapinya pada era ini adalah Otonomi Daerah dan akhirnya lahir Pemerintah Kota Batam. Imbasnya, fungsi Otoritas Batam semakin terpinggirkan. Otorita Batam tetap diikutsertakan dalam penyelenggaraan pemerintah seperti yang diatur dalam Undang Undang Nomor 53 Tahun 1999.
Kampung Terih Batam Foto: Bella Cynthia Ratnasari/kumparan
Berikut Konsep Pengembangan Batam dari BJ Habibie:
Mengusulkan adanya pemerintahan daerah yang mengurusi masalah administrasi penduduk dan kemasyarakatan,
Kotamadya Administratif Batam secara resmi didirikan pada tanggal 24 Desember 1983 (Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1983),
ADVERTISEMENT
Kepres No 7 Tahun 1984 Kerja sama antara Otorita Batam dan Pemerintah Kotamadya Batam.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten