Neraca Perdagangan Oktober 2021 Diperkirakan Masih Surplus

15 November 2021 8:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas berada di atas peti kemas saat bongkar muat di Pelabuhan Agats, Asmat, Papua, Rabu (30/6/2021). Foto: Puspa Perwitasari/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Petugas berada di atas peti kemas saat bongkar muat di Pelabuhan Agats, Asmat, Papua, Rabu (30/6/2021). Foto: Puspa Perwitasari/Antara Foto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan neraca perdagangan Oktober 2021 pada hari ini, Senin (15/11). Beberapa ekonom memprediksi kinerja perdagangan masih positif walau menyusut secara month-to-month (mtm), akibat penurunan harga komoditas.
ADVERTISEMENT
Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, menjelaskan neraca perdagangan Oktober 2021 diprediksi menurun berada di angka USD 3,9 sampai USD 4 miliar. Faktor utama penurunan berasal dari rendahnya kinerja ekspor non migas.
"Koreksi harga komoditas batubara mencapai minus 37 persen dibanding bulan sebelumnya, kemudian aluminium -12 persen dan CPO minus -1.7 persen mtm. Hambatan ekspor dalam bentuk kelangkaan kontainer dan pekerja di pelabuhan internasional yang belum optimal menyebabkan disrupsi yang sangat berpengaruh," katanya kepada kumparan, Senin (15/11).
Menurut Bhima, hambatan ekspor dari sisi non migas tersebut menjadi pelajaran penting bahwa supercycle commodity tidak dibarengi kesiapan logistik. Sehingga Indonesia tidak bisa terus bergantung pada ekspor komoditas mentah dan olahan primer.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Bhima memperkirakan kenaikan impor berpengaruh kepada menurunnya angka surplus neraca perdagangan. Hal tersebut disebabkan mulai pulihnya permintaan domestik karena pelonggaran PPKM dan menjelang peak season Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Pekerja melakukan bongkar muat peti kemas di Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/12/2020). Foto: M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO
"Ketika pelonggaran PPKM dilakukan, masyarakat mulai belanja baik pangan maupun barang non pangan, tentu ini mengakibatkan naiknya impor. Tapi perlu diwaspadai juga imported inflation karena biaya produksi barang impor meningkat sehingga laju impor juga terhambat," imbuhnya.
Sama halnya dengan Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah, dia memproyeksi neraca perdagangan Indonesia Oktober 2021 ini akan tetap surplus walaupun mengalami penyusutan.
"Perkiraan saya masih surplus, tetapi dengan nilai surplus yang melandai atau turun. Karena disebabkan ekspor kita kan didorong kenaikan harga komoditas, sementara harga komoditas beberapa ada yang sudah turun, walaupun masih tinggi," tutur Piter.
ADVERTISEMENT
Sementara di sisi lain angka ekspor yang tertahan karena harga komoditas, Piter menuturkan angka impor akan naik seiring dengan aktivitas industri manufaktur mulai membaik karena pelonggaran PPKM.
"Impor mulai meningkat dan membaik, seiring dengan pelonggaran PPKM di mana aktivitas industri manufaktur kita mulai bangkit kembali. Perkiraan saya impornya naik ekspornya tertahan sehingga surplusnya menyempit, tetapi masih surplus," tandasnya.