Nasib Bandara Kertajati, Mati Suri Selama Pandemi

12 Desember 2020 10:19 WIB
Bandara Kertajati di Majalengka Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Bandara Kertajati di Majalengka Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bandara Kertajati hingga kini masih sepi. Bahkan, PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB) mencatat tidak ada penerbangan sama sekali selama pandemi.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama BIJB, Salahudin Rafi, mengungkapkan pada tahun 2019 lalu bandara masih mengoperasikan 22 penerbangan per hari.
"Tapi satu pun belum ada yang operasional karena penumpang belum bangkit. Untuk saat ini hanya parkir pesawat," jelasnya kepada kumparan, Jumat (11/12).
Salahudin melanjutkan, saat ini perusahaan terus mempersiapkan pengembangan bandara. Salah satunya untuk kegiatan kargo, pembangunan hotel, hingga embarkasi haji.
"Ini kan dua tugas airport dan aerocity, kami fokus aerocity itu. Itu konsep kawasan bandara itu di Jawa Barat punya program rebana metropolitan mengkonektivitaskan Pelabuhan Patimban dan Kertajati di Cirebon, Majalengka, dan Kuningan," terangnya.
Suasana bandara Kertajati yang lengang di Majalengka, Jawa Barat. Foto: Dedhez Anggara/Antara Foto
Bandara Kertajati diresmikan operasinya pada 24 Mei 2018, dengan Pesawat Kepresidenan Indonesia mendarat sebagai yang pertama di bandar udara ini.
ADVERTISEMENT
Memiliki landasan pacu tunggal sepanjang 3.000 meter, Bandara Kertajati dapat menampung pesawat berbadan lebar seperti Boeing 777.
Bandara yang terletak di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, ini akan memiliki kapasitas total hingga 29 juta penumpang. Selain itu, bandara ini juga akan mengoperasikan terminal kargo dengan perkiraan resmi pada 1,5 juta ton kargo pada tahun 2020.

Sepi Bandara Kertajati Kala Pandemi, Bayar Listrik Hanya Rp 450 Juta per Bulan

PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB), melakukan efisiensi besar-besaran agar tetap bertahan di tengah pandemi dan sepinya operasional bandara.
Salahudin Rafi mengungkapkan, saat ini pihaknya telah mengurangi biaya operasional. Adapun biaya paling tinggi adalah listrik yang mencapai Rp 1,4 miliar per bulan.
ADVERTISEMENT
"Biaya paling tinggi listrik karena ac central sebulan Rp 1,4 miliar listrik itu penerangan ac central itu saya matikan saya tidak dioperasikan saya bisa membayar satu bulan 450 juta per bulan," katanya kepada kumparan, Jumat (11/12).
Pengunjung berfoto di kawasan bandara Kertajati Majalengka, Jawa Barat. Foto: Dedhez Anggara/Antara Foto
Jam Karyawan Dikurangi
Manajemen juga mengurangi jam kerja pegawai dari setiap hari menjadi seminggu sekali selama masa pandemi. Selain itu, pihaknya juga melakukan serangkaian pemotongan tunjangan bagi para karyawan.
"Biaya pemeliharaan bisa kita kurangi, cleaning service yang biasa tiap hari jadi seminggu sekali. Tidak ada tunjangan transport dan tunjangan yang lain," ujarnya.
Meski demikian, manajemen tidak melakukan pengurangan pegawai. Perusahaan memiliki 300 pegawai plus mitra menjadi 600 orang.
Diperkirakan Baru Pulih di Tahun 2024
ADVERTISEMENT
Layanan di Bandara Kertajati saat ini memang masih dibuka setiap hari. Hal ini sebagai kewajiban selaku bandara yang sewaktu-waktu dibutuhkan.
"Karena masih ada penerbangan yang melintas di atas kita jadi kalau ada pesawat rescue fighting petugas operasional tetap kita siapkan," tuturnya.
Operasional Bandara Kertajati diperkirakan baru pulih pada tahun 2024. Saat ini perusahaan terus melakukan pengembangan bisnis seperti pembangunan hotel dan bisnis kargo hingga persiapan embarkasi haji.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.