Moeldoko Klaim Harga Beras Mulai Turun, Bagaimana Kondisi Sebenarnya di Pasar?

1 Maret 2024 17:00 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di Universitas Sumatera Utara, Kota Medan, pada Jumat (1/3). Foto: Tri Vosa/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di Universitas Sumatera Utara, Kota Medan, pada Jumat (1/3). Foto: Tri Vosa/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko, meminta masyarakat tidak khawatir terkait mahalnya harga beras. Ia mengeklaim harga beras mulai turun dan pasokan yang kualitas medium dan premium sudah normal.
ADVERTISEMENT

Apakah benar pernyataan Moeldoko terkait harga beras mulai turun?

Seorang pedagang beras di Pasar Gondangdia, Jakarta Pusat, Dian, mengaku sudah mendengar kabar harga beras mulai turun. Namun, kondisi di pasar tempatnya berjualan ini penurunannya belum signifikan.
“Ya turunnya Rp 10.000 per 50 kg, hitung saja paling Rp 200 perak per kg,” kata Dian saat ditemui di lapak dagangannya di Pasar Gondangdia pada Jumat (1/3).
Dian belum dapat menurunkan harga beras di tokonya. Sebab, ia juga masih menjajakan stok lama. “Ini stok lama, jadi harga masih tinggi-tingginya,” ujar Dian.
Dian mengungkapkan tokonya dipasok oleh salah satu toko di Pasar Induk Beras Cipinang. Beras premium di toko Dian dibanderol Rp 18.500 per kg, medium Rp 16.000 per kg. Angka ini jauh dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditentukan pemerintah dalam Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 7 Tahun 2023 tentang Harga Eceran Tertinggi Beras, Rp 10.900 per kg beras medium dan beras premium Rp 13.900 per kg untuk Jawa, Lampung dan Sumatera Selatan.
Beras di Pasar Gondangdia, Jakarta pada Jumat (1/3/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
Pedagang beras lainnya, Herlan, juga menegaskan penurunan harga beras kali ini tidak terlalu banyak. “Dari sananya katanya juga (turun) gak terlalu banyak sih,” kata Herlan.
ADVERTISEMENT
Herlan mengaku belum menurunkan harga eceran beras di tokonya. Ia mengatakan sebelum ada kabar turun, puncak tingginya harga beras terjadi pada saat Pemilu di gelar atau pertengahan Februari tahun ini.
“Belum turun sih, ini belanjanya pas lagi tinggi-tingginya, udah dua mingguan, ya pas Pemilu lah,” terang Herlan.
Di tokonya, Herlan menjual beras premium Rp 18.000 per kg dan beras medium Rp 16.000 per kg.
Sementara itu, pemilik toko beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Billy Harianto, menuturkan saat ini telah terjadi tren penurunan harga beras sejak musim panen dimulai.
“Kalau beras sudah turun dari dua minggu yang lalu, turun Rp 400 sampai Rp 1.000 (per kg). Turun karena udah mulai panen, pertengahan bulan puasa sudah panen raya,” jelas Billy saat ditemui di lapak dagangannya di Pasar Induk Beras Cipinang dikutip pada Jumat (1/3).
ADVERTISEMENT
Billy yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) bahkan menjamin harga beras akan turun bulan Ramadan tahun ini dan kembali pada HET pada akhir April.
“Ramadan 1.000 persen saya jamin, akan turun. HET bisa, (beras premium) bisa di bulan 4 akhir. “Nah bulan 4 itu panen raya, pasti turun, (tapi) jangan turun banyak, kasihan petani. Paling nggak (gabah) Rp 7.000 (per kg) lah, itu harga beras Rp 14.000 (per kg),” ujar Billy.
Senada dengan Billy, Ketua Perpadi DKI Jakarta, Nelis Sukidi, juga menuturkan harga beras mulai melandai seiring dengan bertambahnya pasokan dari panen raya di berbagai daerah.
“Sekarang sebetulnya transisi dari naik ke turun, kalau nanti panen, kalau (gabah) Rp 7.000 (per kg) berarti (beras) Rp 14.000 (per kg), tergantung tingkat produktivitas, tapi tidak perlu khawatir, hari ini sudah ada tren turun dan pasokan sudah aman,” tutur Nelis.
ADVERTISEMENT
Nelis menjelaskan dia menjual beras IR1 di PIBC Rp 13.000 hingga Rp 13.500 per kg, sementara beras premium Rp 14.000 per kg.
Sehingga di pasar tradisional, Nelis bilang, seharusnya pedagang membanderol harga beras selisih Rp 300 sampai dengan Rp 500 per kg dari harga beli di PIBC.
Sedangkan untuk pasokan beras di ritel Indomaret Jalan Sabang, Jakarta Pusat, pasokan beras masih kosong karena belum dikirim. Berdasarkan pantauan di layanan belanja online Indomaret, pada Jumat (1/3) sore, beras Indomaret Long Beras Grain Premium ukuran 5 kg, Indomaret Beras Super Kepala Premium ukuran 5 kg, dan Indomaret Beras Pulen Wangi Premium 5 kg dibanderol Rp 69.000. Sementara Indomaret Beras Super Pandan Wangi 5 kg dijual Rp 99.900.
ADVERTISEMENT
Tak jauh dari lokasi Indomaret tersebut, stok beras di Alfamart terlihat masih ada. Harganya Rp 69.500 per 5 kg untuk beras ramos.
Beras di Pasar Gondangdia, Jakarta pada Jumat (1/3/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan

Harga Beras Terus Melambung

Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut harga beras di Bulan Februari 2024 ini menjadi harga beras tertinggi sepanjang sejarah. Bahkan sejak 2022, harga beras terus melambung.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M Habibullah memaparkan data tren harga beras melesat dari awal 2022 hingga Februari 2024, begitu juga dengan harga gabah.
"Harga beras secara nasional yang dicatat adalah, ini juga perlu menjadi catatan, adalah harga rata-rata dari berbagai jenis kualitas seluruh beras di seluruh kabupaten/kota IHK, ini di mana bulan Februari 2024 merupakan harga tertinggi dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya," kata Habibullah saat konpers di kantornya, Jumat (1/3).
ADVERTISEMENT
Harga gabah kering panen (GKP) pada Februari 2024 naik 4,86 persen secara bulanan, dan naik 27,14 persen secara tahunan. Sementara gabah kering giling (GKG) di Februari naik 6,13 persen secara bulanan, dan naik 33,48 persen secara tahunan.
Harga GKG pada Februari 2022 ada di kisaran Rp 5.000-6.000, kemudian menyentuh angka Rp 6.436 pada Februari 2023. Di Februari 2024, harga GKP tembus Rp 8.591.
Sedangkan harga GKP pada Februari 2022 di level Rp 5.000, menjadi Rp 5.771 di Februari 2023. Di Februari 2024 ini GKP sudah tembus di harga Rp 7.261. Harga gabah yang naik ini juga diikuti kenaikan harga beras.
Kenaikan harga beras terjadi di semua rantai distribusi. Harga beras dipenggilingan di bulan Februari 2024 naik 6,76 persen secara bulanan, dan naik 24,65 persen secara tahunan.
ADVERTISEMENT
Harga beras juga naik di tingkat grosir. Kenaikannya di Februari 2024 ini sebesar 5,96 persen secara bulanan, dan 20,08 persen secara tahunan.
Sedangkan di tingkat eceran, harga beras naik 5,28 persen secara bulanan dan 19,28 persen secara tahunan.
Sebagai pembanding, harga beras di tingkat eceran pada Februari 2022 masih di bawah Rp 12.000, kemudian di Februari 2023 naik menjadi Rp 12.707, dan pada Februari 2024 ini sudah tembus Rp 15.157.
Sementara beras di tingkat grosir, pada Februari 2022 masih di kisaran Rp 10.000-11.000, dan pada Februari 2024 ini sudah menjadi Rp 14.398. Bahkan, harga beras di tingkat penggilingan pada Februari 2022 masih di bawah Rp 10.000, dan di Februari 2024 ini sudah jebol di level Rp 14.274.
ADVERTISEMENT