Mimpi BUMN PPA Jadi Perusahaan Pengelola Aset Terbesar se-ASEAN

28 Januari 2021 16:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terpasang di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta. Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terpasang di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta. Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) sudah menyiapkan langkah terkait perubahan atau perkembangan bisnis korporasi. Direktur Utama PT PPA, Yadi Jaya Ruchandi, mengatakan pihaknya sudah pernah mengalami transformasi bisnis.
ADVERTISEMENT
Yadi mengungkapkan semula PT PPA pada tahun 2004 sampai 2008 menjadi pengelola aset eks BPPN untuk dan atas nama Menteri Keuangan. Sedangkan di 2008 sampai 2020 PPA mempunyai tugas lagi selain mengelola aset eks BPPN, perseroan bertindak sebagai agen restrukturisasi BUMN dan kreditur.
Yadi menjelaskan, perkembangan saat ini juga berubah sesuai dengan keadaan yang ada. PPA siap menjadi National Asset Management Company (NAMCO) dalam klaster danareksa PPA.
“Nah sampai sekarang dari 2020 sampai sekarang jadi aspirasi yang terakhir ini kita akan menjadi seperti NAMCO akan ada yang namanya klaster danareksa PPA. Jadi ada beberapa perusahaan yang istilahnya non klaster akan diklasterkan ke klaster di kami,” kata Yadi saat webinar yang digelar LPPI, Kamis (28/1).
ADVERTISEMENT
“Memang PPA itu dalam anggota klaster tersebut akan berperan sebagai center of excellence terkait restrukturisasi dan manajemen aset BUMN,” tambahnya.
Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi bertemu pimpinan KPK di gedung KPK, Jakarta, Jumat (8/1/2021). Foto: Dok. Humas KPK
Selain itu, kata Yadi, PPA bakal lebih berperan bukan hanya kreditur tapi lebih kepada fungsi pemegang saham. Ia menerangkan dalam menjadi NAMCO memang ada beberapa contoh negara yang berhasil seperti Korea Selatan, China, dan India.
Yadi membeberkan, Danareksa PPA diharapkan menjadi perusahaan turnaround specialist terbesar di Asia Tenggara. Pembentukan NAMCO itu juga diharapkan jadi solusi pengelolaan aset termasuk aset bermasalah di negara-negara lain.
Lebih lanjut, Yadi menuturkan pihaknya juga nantinya mengelola Non Performing Loan (NPL). Ia menjelaskan saat krisis kali ini diprediksi akan ada loncatan NPL di Perbankan. Sehingga pihaknya diminta menyiapkan diri mengambil alih NPL tersebut.
ADVERTISEMENT
“Kami diminta untuk menyiapkan diri untuk mengambil alih NPL tersebut. Kebetulan dari pengalaman sebelumnya kami sudah melakukan tapi dalam skala yang kecil, tapi ini kami diminta mempersiapkan diri di skala yang besar. Nanti tujuannya memastikan bahwa ekonomi kita menjadi growth kembali,” tutur Yadi.