Menkominfo Budi Arie Bertemu Tony Blair, Ini yang Dibahas

19 April 2024 20:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair tiba di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, pada Jumat (19/4/2024) Foto: Achmad Ghifari Firdaus/Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair tiba di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, pada Jumat (19/4/2024) Foto: Achmad Ghifari Firdaus/Kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menkominfo Budi Arie Setiadi menerima kedatangan mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Jakarta, pada Jumat (19/4) sore.
ADVERTISEMENT
Budi Arie mengungkapkan pertemuannya dengan Tony Blair membahas terkait data center hingga Starlink.
"Tadi kita berjumpa dengan Tony Blair. Setelah Tony Blair ketemu Pak Presiden, ketemu Pak Prabowo, juga dan menemui kami," ujar Budi Arie usai pertemuannya dengan Tony Blair di Kantor Kominfo, Jumat (19/4).
"Tony Blair Institute ini membantu kami, mendukung kami untuk tiga isu. Yang pertama soal data center, kedua soal Starlink dan konektivitas, dan yang ketiga soal digital ID," tambahnya.
Dalam pertemuan tersebut, Budi Arie mengatakan Tony Blair juga menyampaikan kekhawatirannya mengenai generative AI atau Artificial Intelligence. Ia menilai kecerdasan buatan tersebut memiliki tiga fundamental yang penting.
"Pertama keamanan, kedua AI ini harus etik, dan yang ketiga AI ini harus saling percaya. Indonesia ini belum memiliki framework regulasinya baru Perkominfo surat edaran mengenai etika AI," jelas Budi.
ADVERTISEMENT
"Kita juga minta support untuk regulatory framework ini bisa diberlakukan di Indonesia sesuai kebutuhan kita dan AI ke depan," tambahnya.
Terkait Starlink, Wakil Menteri Kominfo, Nezar Patria, menegaskan Indonesia punya hak untuk mengatur kedaulatannya sendiri. Ia memastikan Tony Blair Institute akan membuat studi terkait hal yang dibahas dengan Kominfo.
"Bukan cuman Starlink sebenarnya. Tapi lebih pada konektivitas. Starlink hanya salah satu contoh konektivitas yang tadi kita diskusikan secara teknologi dia proven apa engga untuk mengatasi problem konektivitas di daerah yang tertinggal, terdepan, terluar (3T)," tutur Nezar.