Melihat Bengkel Pesawat Terbesar Milik Lion Air Group di Batam
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
kumparan berkesempatan mengunjungi salah satu bengkelnya yang berada di Batam, Kepulauan Riau. Ini merupakan bengkel pesawat terbesar milik Lion Air Group yang dioperasikan anak usahanya di bidang Maintenance, Repair, Overhaul (MRO), Batam Aero Technic (BAT).
Di dalam bengkel ini, ada 4 Hanggar. Masing-masing Hanggar berisi pesawat yang tengah diperbaiki oleh teknisi, mulai dari bongkar dan rakit pesawat hingga pengecatan badan pesawat. Alat-alat yang digunakan untuk membongkar atau memperbaiki pesawat juga tersimpan secara otomatis dalam box berteknologi.
General Manager Base Maintenance BAT Riki Supriadi Suparman mengatakan, dengan 4 hanggar yang tersedia, perusahaan mampu mengutak-atik 15 pesawat dalam sehari. Adapun perawatannya mulai yang ringan seperti lubrikasi hingga tahap berat untuk interior.
"Biasanya yang ringan 1-2 hari selesai. Ada juga yang butuh 44 hari seperti pesawat Boeing yang dibeli Lion pertama kali ini, Boeing PK-LFF 900ER. Wing, tempat kabin, pilot control semua dicek," kata Riki di BAT, Batam, Jumat (28/6).
ADVERTISEMENT
Adapun bagian pesawat yang dicek, kata Riki, sesuai dengan permintaan dari maskapai. Tapi, pengecekan dan perawatan yang dilakukan harus berdasarkan otomatisasi alat dan manual, termasuk dari pabrikan pesawat itu dibuat. Jadi, BAT tak akan meloloskan perawatan jika masih ada komponen yang tak selesai diperbaiki.
Riki menjelaskan, kompleksnya perawatan pada pesawat karena tak bisa sembarang atau setengah-setengah seperti motor yang bisa dibawa ke bengkel non resmi. Teknisi yang mengerjakan perbaikan pesawat di Hanggar terikat pada UU Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan.
Di bengkel ini, kata Riki, perusahaan telah memiliki lisensi untuk merawat pesawat dari empat negara, yakni Indonesia, penerbangan sipil Amerika Serikat, penerbangan sipil Malaysia, dan penerbangan sipil Thailand. Jadi, dengan lisensi itu, pesawat-pesawat dari empat negara bisa dirawat di BAT.
ADVERTISEMENT
"Jenis pesawat mulai dari Boeing Next Generation, Boeing Max, Airbus A330, hingga ATR," kata Riki.
Adapun biaya yang ditanggung maskapai untuk perawatan di sini dihitung per jam, bayarnya dengan kurs dolar AS. Karena itulah, Riki mengatakan bisnis MRO sangat potensial.
Presiden Direktur BAT I Nyoman Rai Pering mengatakan potensi bisnis MRO di skala nasional mencapai Rp 26 triliun. Dengan angka segitu, perusahaan berencana membangun hingga 10 Hanggar lagi di Batam agar makin banyak pesawat yang bisa dirawat, tak hanya dari Lion Air Group tapi juga negara lain.
Apalagi, lokasi BAT yang berada di Batam sangat strategi, dekat dengan Singapura yang menjadi hub penerbangan internasional. Tahun depan, BAT bakal membangun 3 hanggar lagi. Jika 10 hanggar di BAT bisa dibangun hingga 2030, total ada 14 hanggar di sana yang bisa menampung 42 pesawat untuk dirawat.
ADVERTISEMENT
"Beberapa maskapai negara lain sudah ada yang lirik, salah satunya Vietjet dari Vietnam. Korea juga mau datang," kata Nyoman.