news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Masuk ke Mobil Listrik, Induk Mercedes PHK 10.000 Pekerja

1 Desember 2019 9:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tampilan depan Mercedes-Benz V260 LWB Foto: Muhammad Ikbal/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Tampilan depan Mercedes-Benz V260 LWB Foto: Muhammad Ikbal/kumparan
ADVERTISEMENT
Pembuat mobil Mercedes-Benz dari Jerman, Daimler, akan melepaskan atau melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) setidaknya kepada 10.000 pekerjanya di seluruh dunia. Hal itu dilakukan karena perusahaan masuk ke industri mobil listrik.
ADVERTISEMENT
Kepala personel Daimler, Wilfried Porth mengatakan, langkah ini dilakukan beberapa hari setelah saingannya Audi juga akan memangkas 9.500 dari 61.000 pekerjanya di Jerman karena alasan yang sama.
Daimler mengatakan industri mobil saat ini sedang mengalami transformasi terbesar dalam sejarahnya.
"Pengembangan menuju kendaraan bebas CO2 membutuhkan investasi besar, itulah sebabnya Daimler mengumumkan pada pertengahan November bahwa perusahaan akan meluncurkan program untuk meningkatkan daya saing, inovasi, dan kekuatan investasi," kata perusahaan itu seperti dilansir dari BBC, Minggu (1/12).
"Bagian dari program ini adalah untuk mengurangi biaya staf sekitar euro 1,4 miliar pada akhir tahun 2022 dan antara lain untuk mengurangi jumlah posisi manajemen di seluruh dunia sebesar 10 persen,” tambahnya.
Pengisian daya mobil listrik Mercedes Benz Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO

Mobil Listrik

Daimler memiliki tenaga kerja global hampir 300.000 orang dan pabrik di 17 negara. Mereka akan mengurangi biaya dan pekerjaan dengan cara bertanggung jawab secara sosial, termasuk penggunaan "fluktuasi alami".
ADVERTISEMENT
"Selain itu, kemungkinan pensiun paruh waktu akan diperluas dan program pesangon akan ditawarkan di Jerman untuk mengurangi pekerjaan di pemerintahan," tambahnya.
Daimler mengatakan rencananya telah disetujui dengan dewan kerja perusahaan yang mencakup perwakilan serikat pekerja.
Pembuat mobil di Jerman dianggap lambat beradaptasi dengan tren teknologi baru, termasuk mobil self-driving dan mobil listrik.
Pada saat yang sama, mereka menderita penurunan permintaan di China. Sementara perang dagang antara Washington (AS) dan Beijing (China) juga telah menekan pertumbuhan penjualan mobil baru.