Mantan Dirut Pengelola Starbucks Indonesia Ungkap Alasan Resign: Pindah Divisi

5 Maret 2024 14:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi logo Starbucks. Foto: Michael Gordon/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi logo Starbucks. Foto: Michael Gordon/Shutterstock
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mantan Direktur Utama PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB), Anthony Cottan mengungkapkan alasan pengunduran dirinya dari perusahaan. Hal tersebut tidak ada kaitannya dengan operasional Starbucks di Indonesia.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, MAPB mengumumkan pengunduran diri Anthony Cottan per 27 Februari 2024 lalu.
MAPB merupakan pengelola waralaba Starbucks di Indonesia. MAPB merupakan anak usaha dari Grup Mitra Adiperkasa (MAPI).
Selain Starbucks, MAPB juga mengelola waralaba Pizza Marzano, Krispy Kreme, Godiva Chocolatier, Cold Stone Creamery, Subway, Genki Sushi, dan Paul Bakery.
Subway Ke-31 di Dipatiukur, Bandung. Foto: Dok. Subway Indonesia
Anthony merespons mengenai alasan di balik keputusan mundur dari kursi panas pucuk pimpinan yang telah ia emban selama 23 tahun. Pria lulusan doktor di Universitas Pelita Harapan telah mendapat tugas dari perusahaan untuk mengembangkan lini bisnis digital lain.
Penugasan seperti ini bukanlah hal yang aneh bagi perusahaan yang kini mendapat sorotan aksi boikot di sejumlah negara akibat terafiliasi dengan Israel.
"Mereka (MAPB) meminta saya untuk membantu mengembangkan bisnis digital Apple," katanya singkat kepada kumparan, Selasa (5/3).
Ia pun enggan mengomentari permintaan pertanyaan mengenai dampak aksi boikot terhadap lini bisnis Starbuck di Indonesia.
"Maaf tapi saya tidak bisa mengomentari Starbucks," jelasnya singkat.
Ilustrasi logo Starbucks. Foto: ArtMediaWorx/Shutterstock
Adapun hingga saat ini khusus untuk Starbucks global, memang kinerjanya menjadi salah satu yang tertekan imbas boikot perang Israel-Palestina. Apalagi, seruan boikot masih terus diserukan hingga saat ini.
Starbucks Indonesia juga sempat membantah keterlibatan brand minuman kopi asal Amerika Serikat tersebut dalam memberikan dukungan finansial kepada Israel. Berita yang beredar di media sosial tersebut menurut mereka tidak benar.
"Meskipun pernyataan yang tidak benar tersebar melalui media sosial, kami tidak memiliki agenda politik. Kami tidak menggunakan keuntungan kami untuk mendanai operasi pemerintah atau militer di mana pun – dan tidak pernah melakukannya," tulis pernyataan yang dikutip dari website resmi Starbucks Indonesia.
Melalui penyataan resmi di websitenya, Starbucks juga mengungkapkan bahwa mereka telah memutus kerja sama dengan partner di Israel sejak 2003. Namun karena alasan tantangan operasional yang dialami selama berbisnis di pasar Israel.