Maknai Hari Kartini, BRI Pertegas Komitmen Pemberdayaan Perempuan Lewat BRInita

23 April 2024 12:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Program BRInita dukung pemberdayaan perempuan. Foto: Dok. BRI
zoom-in-whitePerbesar
Program BRInita dukung pemberdayaan perempuan. Foto: Dok. BRI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Siapa bilang perempuan hanya pandai di ranah domestik? Perempuan juga memiliki potensi dan kemampuan untuk mengambil peran serta berkontribusi dalam berbagai bidang.
ADVERTISEMENT
BRI, melalui aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR), mengambil bagian dalam mendukung peran perempuan melalui berbagai macam program pemberdayaan, yang secara nyata mampu mendorong kesejahteraan perempuan Indonesia.
Salah satunya melalui penyelenggaraan Program BRI Bertani di Kota (BRInita). Dalam program ini, BRI mendorong pemberdayaan masyarakat, terutama perempuan, dengan membuat ekosistem urban farming yang berkelanjutan di wilayah padat penduduk, sehingga masyarakat setempat dapat mengambil nilai sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Program BRInita saat ini telah dimplementasikan di 21 Lokasi yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, yang sebagian besar pengelolaannya dijalankan oleh kelompok usaha perempuan.
“Sasaran dari program ini adalah lokasi padat penduduk dan pemukiman kumuh yang memiliki penggiat lingkungan setempat (local heroes), yang merupakan anggota Kelompok Wanita Tani atau PKK,” ungkap Wakil Direktur Utama BRI, Catur Budi Harto.
ADVERTISEMENT
“BRInita tidak hanya pembangunan sarana fisik saja, melainkan juga terdapat pelatihan berkelanjutan yang diharapkan untuk menjaga kelestarian tanaman dan kelangsungan hidup ekosistem sekitar,” lanjutnya.
Dalam pelaksanaannya, BRI juga melakukan pembinaan bagi anggota kelompok berupa pelatihan pengelolaan urban farming dengan menggandeng tenaga ahli atau instansi, melakukan monitoring kegiatan urban farming, dan melakukan pengembangan hasil urban farming sehingga mampu menambah nilai ekonomis.
“Kegiatan ini diharapkan dapat mereduksi polusi lingkungan, menambah keasrian, serta mengurangi sampah rumah tangga. Di sisi lain, hal ini sekaligus juga menjadi perwujudan kontribusi positif masyarakat bagi keseimbangan lingkungan,” ujar Catur.
Sejak digagas pada tahun 2022, program BRInita telah menjalankan 49 kali pelatihan bagi penerima manfaat, yang terdiri dari pelatihan budidaya hidroponik, perawatan tanaman hias, pembuatan eco enzyme, pencegahan dan pengendalian hama tanaman, serta pemakaian alat-alat sistem hidroponik.
ADVERTISEMENT
Program ini juga tercatat telah melibatkan 615 individu, yang berhasil melakukan panen ikan sebanyak 348 kg, menghasilkan 3.982 kg pupuk organik cair vegetatif dan kompos, menghasilkan 80 kg maggot (ulat) black soldier fly (BSF) yang dibudidayakan oleh anggota kelompok, serta menghasilkan 112 jenis tanaman obat-obatan.

Perempuan Tangguh Berkarya lewat Program BRI Peduli BRInita

Program BRInita dukung pemberdayaan perempuan. Foto: Dok. BRI
Catur menegaskan, BRInita mendukung para perempuan untuk mengambil peran besar, tidak hanya di lingkungan keluarga, tetapi juga di lingkungan sosial dan masyarakat luas.
Pada akhirnya, BRInita dapat membantu perempuan untuk lebih bersinar, percaya diri, dan pantang menyerah dalam menempatkan diri sebagai bagian dari pembangunan ekonomi dan percontohan di lingkungan masyarakat.
“Sama seperti cerita Kartini sebagai sosok atau tokoh perempuan inspiratif. Melalui program BRINita, BRI mendorong perempuan di berbagai wilayah di Indonesia untuk terus berkarya, kreatif, dan berusaha. Program BRInita menjadi wadah bagi perempuan untuk bisa menyalurkan potensi dan kreativitas yang mampu memberikan nilai ekonomis,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Dalam program BRInita, terdapat beberapa potensi program yang bisa dimanfaatkan oleh anggota kelompok, antara lain pengembangan aquaponik, pengolahan hasil panen tanaman yang dapat dijadikan olahan makanan, pengembangan agrowisata yang dapat berkolaborasi dengan stakeholder lainnya, serta potensi pengembangan jaringan pemasaran produk.
“Ini menjadi wadah positif tentunya, terutama beberapa pelatihan dan program pemberdayaan di dalamnya yang diharapkan dapat mendorong kesejahteraan perempuan,” pungkas Catur.