Luhut Bakal Rayu Arab Saudi dan Abu Dhabi Masuk di Proyek Kaltara Bersama China

22 April 2024 11:01 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bersama Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Labuan Bajo, Sabtu (20/4/2024). Foto: Instagram/@luhut.pandjaitan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bersama Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Labuan Bajo, Sabtu (20/4/2024). Foto: Instagram/@luhut.pandjaitan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berencana merayu Arab Saudi dan Abu Dhabi untuk bermitra dengan China mengembangkan proyek petrochemical di Kalimantan Utara (Kaltara).
ADVERTISEMENT
Saat pertemuan ke-4 High-Level Dialogue and Cooperation Mechanism (HDCM), Luhut berkata Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengusulkan untuk mengajak negara lain masuk dalam konsorsium proyek tersebut.
Luhut menyebutkan, usulan tersebut selaras dengan perbincangannya bersama Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman Al Saud (MBS), yang mengatakan telah berminat berinvestasi di Kaltara.
"Saya bilang saya pernah bicara dengan MBS waktu bertemu beliau di Saudi, dan beliau pengen masuk. Tapi tadi malam Wang Yi bilang kalau Saudi mau Abu Dhabi mau, kenapa tidak?" tegas Luhut.
Presiden Uni Emirat Arab Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan (kanan) berbincang dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kiri) setibanya di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Senin (14/11/2022). Foto: Fikri Yusuf/ANTARA FOTO
Dengan begitu, dia memastikan akan melakukan pendekatan dengan Abu Dhabi dan Arab Saudi atas kepastian investasinya di Kaltara. Dia bilang, keduanya bisa masuk melalui Indonesia Investment Authority (INA).
ADVERTISEMENT
"Karena proyek ini sangat besar sekali, jadi saya pikir konsorsium ini saya kira akan menunjukan suatu kekuatan baru dari negara berkembang," pungkas Luhut.
Sebelumnya, Luhut mengungkapkan China akan berinvestasi di industri hilirisasi nikel di Indonesia, berupa pabrik sendok dan garpu. Pabrik yang memproduksi turunan stainless steel tersebut akan dibangun seiring dengan kelanjutan pembangunan proyek petrochemical di Kaltara.
Luhut mengatakan, China sudah memberikan lampu hijau bagi angka investasi dalam proyek industri petrochemical China di Kaltara. Dia berharap tidak ada kendala bagi investasi tersebut.
Dengan dibangun kawasan khusus, menurut Luhut, akan membuka peluang bagi industri lokal bahkan UMKM ikut terlibat dalam industri petrochemical tersebut.