Laris Manis, Penjualan SBR010 Cetak Rekor Tembus Rp 7,5 Triliun

19 Juli 2021 15:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi uang rupiah Foto: Maciej Matlak/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi uang rupiah Foto: Maciej Matlak/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penjualan Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR010 laris manis diserbu investor. Kementerian Keuangan mengumumkan hasil penjualan SBR010 tembus Rp 7,5 triliun. Angka ini merupakan rekor tertinggi untuk hasil penjualan Surat Berharga Negara ritel nontradable sepanjang sejarah.
ADVERTISEMENT
"Capaiannya di luar ekspektasi, total penjualan Rp 7,5 triliun plus plus. Dan ini menjadi rekor untuk penjualan SBR nontradable dari sejak pertama kali diterbitkan SBR001 itu di 2014 sampai sekarang ini kita cetak rekor Rp 7,5 triliun," ujar Kepala Seksi Perencanaan Transaksi SUN dan Derivatif, Direktorat Surat Utang Negara, Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu Herman Sary Tua dalam live instagram @djpprkemenkeu, Senin (19/7).
Herman mengatakan sedianya penjualan SBR010 ditarget bisa mencapai nilai Rp 5 triliun. Kuota SBR010 ternyata laris di pasaran dan hampir habis terjual pada minggu terakhir masa penawaran.
Melihat antusiasme yang tinggi, DJPPR Kemenkeu pun memutuskan menambah kuota dari Rp 5 triliun menjadi Rp 6 triliun alias ada tambahan Rp 1 triliun. Tak disangka antusiasme investor tetap tinggi, sehingga kuota tambahan pun habis dalam 2 hari.
ADVERTISEMENT
Tak menyia-nyiakan momentum, DJPPR menambah kuota lagi sehingga secara total kuota SBR010 yang terjual menjadi Rp 7,5 triliun. "Tapi itu tambahan terakhir karena Rp 7,5 triliun itu batasan profil risiko kami. Tapi itu pun tetap habis sebelum masa penawaran selesai," ujarnya.
Adapun total investor untuk SBR010 ini tercatat sebanyak 23.000 investor. Jika dilihat dari sisi jumlah investor, generasi milenial kelahiran tahun 1980-2000 tercatat paling mendominasi. Namun jika dilihat dari sisi nominal, masih didominasi oleh investor generasi baby boomers kelahiran 1946-1964.
Ilustrasi uang rupiah. Foto: Pixabay
Kemudian dari 23.000 investor tersebut, tercatat hampir 40 persennya merupakan investor baru. Herman mengeklaim hal ini merupakan indikator keberhasilan Kementerian Keuangan dalam memperkenalkan SBR kepada masyarakat. Tak hanya itu, dari 40 persen investor baru tersebut, sebanyak 1.316 investor di antaranya melakukan pemesanan pada batasan minimal yakni Rp 1 juta.
ADVERTISEMENT
"SBR ini kan bisa dibeli minimal Rp 1 juta dan maksimal Rp 3 miliar. Nah kami lebih seneng kalau banyak investor yang Rp 1 juta ini dibanding Rp 3 miliar langsung," ujarnya.
Adapun dilihat berdasarkan daerah, pembeli SBR010 paling banyak berasal dari DKI Jakarta sebanyak 35 persen. Kemudian disusul dengan Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, dan Jawa Tengah. Sedangkan berdasarkan profesi, jumlah investor SBR010 berasal dari kalangan pegawai swasta, diikuti wiraswasta hingga ibu rumah tangga.
"Dengan membeli SBR, masyarakat bukan hanya membantu pemerintah. Tapi juga menjadi investor cerdas," ujarnya.