Laba Bersih PT Bukit Asam (PTBA) Rp 6,1 Triliun di 2023, Anjlok 51,5 Persen

8 Maret 2024 9:44 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bongkar muat batu bara di area pengumpulan Dermaga Batu bara Kertapati milik PT Bukit Asam Tbk di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (4/1/2022). Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
zoom-in-whitePerbesar
Bongkar muat batu bara di area pengumpulan Dermaga Batu bara Kertapati milik PT Bukit Asam Tbk di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (4/1/2022). Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengumumkan laba bersih sebesar Rp 6,1 triliun di tahun 2023. Pencapaian ini anjlok 51,58 persen dibandingkan 2022 (year on year/yoy) yang sempat mencetak laba bersih terbesar sepanjang sejarah sebesar Rp 12,6 triliun.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, menjelaskan perseroan berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 38,5 triliun dan laba bruto sebesar Rp 9,2 triliun sepanjang tahun 2023.
"Setelah dikurangi biaya usaha, PTBA membukukan laba bersih Rp 6,1 triliun. Sedangkan total aset perusahaan per 31 Desember 2023 sebesar Rp 38,8 triliun," ungkapnya saat konferensi pers, Jumat (8/3).
Arsal memaparkan, PTBA meningkatkan kinerja operasional sepanjang 2023. Total produksi batu bara PTBA pada Januari-Desember 2023 mencapai 41,9 juta ton, tumbuh 13 persen dibanding tahun 2022 yang sebesar 37,1 juta ton.
"Capaian produksi ini berhasil melampaui target sebesar 41 juta ton yang ditetapkan pada awal tahun 2023," lanjutnya.
Kenaikan produksi ini, kata Arsal, diikuti dengan peningkatan volume penjualan batu bara menjadi 37,0 juta ton, naik 17 persen dibanding tahun sebelumnya. Perseroan mencatat penjualan ekspor sebesar 15,6 juta ton atau naik 25 persen dibanding tahun 2022.
ADVERTISEMENT
Konferensi pers kinerja PT Bukit Asam (PTBA) Tahun Buku 2023, Jumat (8/3/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Sementara itu, penjualan batu bara domestik tercatat sebesar 21,4 juta ton atau tumbuh 12 persen secara tahunan (year on year).
Arsal mengungkapkan beberapa tantangan bagi PTBA, yakni koreksi harga batu bara dan fluktuasi pasar. Rata-rata harga batu bara ICI-3 terkoreksi sekitar 34 persen dari USD 127,8 per ton pada Januari-Desember 2022 menjadi USD 84,8 per ton secara tahunan.
Selain itu, lanjut dia, Harga Pokok Penjualan (HPP) perseroan mengalami kenaikan, di antaranya pada komponen biaya royalti, angkutan kereta api, dan jasa penambangan.
"Karena itu, PTBA terus berupaya memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor untuk mempertahankan kinerja baik. Perseroan juga konsisten mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan, sehingga penerapan efisiensi secara berkelanjutan dapat dilakukan secara optimal," jelas Arsal.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, PTBA berharap agar pembentukan Mitra Instansi Pengelola (MIP) dapat segera terealisasi. Menurut Arsal, mekanisme tersebut dapat memberikan dampak baik bagi kinerja keuangan PTBA.
Adapun PTBA menargetkan peningkatan kinerja operasional di tahun 2024. Arsal menyebutkan, perseroan melakukan perencanaan dengan mencermati perkembangan pasar terkini dan mengantisipasi berbagai faktor yang dinamis.
"Pada 2024, PTBA menargetkan produksi batu bara sebesar 41,3 juta ton, penjualan 43,1 juta ton, serta angkutan 33,7 juta ton," pungkas Arsal.