Konglomerat TP Rachmat Ramal Ekonomi RI Cerah dan Ingatkan Batu Bara Akan Habis

5 Juni 2022 11:03 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kapal tongkang membawa batu bara di sungai Mahakam. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kapal tongkang membawa batu bara di sungai Mahakam. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemilik Grup Tripurta, Theodore Permadi Rachmat atau TP Rachmat, meramal ekonomi Indonesia akan semakin cerah, seiring membaiknya penanganan pandemi COVID-19. Dia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5 persen di tahun depan.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, di masa sulit seperti ini Indonesia masih melakukan ekspor komoditi seperti batu bara, kelapa sawit, dan mineral. Moncernya ekspor membuat neraca perdagangan positif, sehingga Indonesia menorehkan sejarah baru karena saat krisis ekonomi akibat pandemi yang berkepanjangan kondisi keuangan malah surplus.
"Indonesia ke depannya akan cerah," kata TP Rachmat di Universitas Paramadina, Jakarta, Sabtu (4/6).
Namun, salah satu orang terkaya di Indonesia ini juga mengingatkan soal masih bergantungnya Indonesia pada energi fosil untuk menyokong kebutuhan sehari-hari.
Salah satunya batu bara, yang menjadi komoditas andalan untuk produksi listrik nasional meski dibarengi dengan energi baru dan terbarukan. TP Rachmat menilai komoditas energi fosil, seperti batu bara akan habis jika terus digunakan dalam jangka panjang.
ADVERTISEMENT
"Segala macam industri seperti batu bara, berapa lama lagi kita bisa merasakan? 10-20 tahun? Bayangkan, 50 tahun lalu saya terbang ke Kalimantan, semua hijau. Orang bilang kayu Kalimantan tak ada habis-habisnya. Coba sekarang? Hutan sudah dibabat habis," katanya.
Profil TP Rachmat di Universitas Paramadina, Sabtu (4/6). Foto: Narda Margaretha Sinambela/kumparan
Akhiri Ketergantungan Terhadap Energi Fosil
Menurut TP Rachmat, ada dasar kondisi tersebut Indonesia tidak bisa lagi hanya mengandalkan energi fosil, tapi harus beralih ke industri hilirisasi dan canggih.
Industri canggih yang dimaksud TP Rachmat tidak melulu soal perusahaan digital seperti startup, tapi segala macam industri mulai dari industri kimia, mobil, baja dan lainnya. Industri ini diharapkan dapat menggantikan bisnis-bisnis komoditi yang tak terbarukan tadi.
"Itu tugas kita, bagaimana kita bisa menggantikan bisnis-bisnis komoditi itu. Bisnis industri yang lebih mapan itu bisa konkret di luar negeri," ujar TP Rachmat.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, TP Rachmat ingin agar perkembangan bisnis industri di Indonesia dapat lebih mapan dan bisa dilirik investor asing. Sama halnya dengan negara Vietnam yang dibanjiri perusahaan-perusahaan asing, mulai dari Samsung, Apple, dan masih banyak lagi.