Komisi VI DPR Minta E-commerce Utamakan Produk Lokal dan UMKM

21 Maret 2024 7:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang melakukan live melalui TikTok Shop untuk menawarkan barang dagangannya, di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Senin (18/12/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang melakukan live melalui TikTok Shop untuk menawarkan barang dagangannya, di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Senin (18/12/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Mohamad Hekal berharap migrasi TikTok Shop ke Tokopedia bisa selesai dalam waktu dekat. Legislator Fraksi Gerindra itu mengingatkan agar produk-produk yang dipromosikan di e-commerce lebih mengutamakan produk dalam negeri atau lokal serta UMKM.
ADVERTISEMENT
"UMKM ini juga jangan cuma masukin barang impor luar. Utamakan produksi lokal," ujar Hekal dalam keterangannya, Kamis (21/3).
Saat ini, integrasi platform Tiktok Shop dan Tokopedia masih di-review oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag), dengan progres hampir 90 persen.Hekal pun meminta semua pihak membantu UMKM beradaptasi dengan teknologi, sehingga dapat berperan lebih besar dalam ekonomi digital.
Hekal menyebut integrasi atau migrasi ini sebagai respons atas penutupan kegiatan jualan Tiktok via media sosial, setelah lahirnya Permendag nomor 30. Tiktok sebelumnya hanya memiliki izin sebagai platform sosial media lalu mengakuisisi Tokopedia yang sudah memiliki lisensi sebagai pelaksana e-commerce.
Setelah menjalin kemitraan strategis, Tiktok dan Tokopedia kemudian melakukan integrasi dan migrasi sistem agar sesuai dengan peraturan pemerintah. Menurut Hekal, bisnis e-commerce berdampak langsung terhadap pelaku usaha konvensional. Menurutnya, sebelum Tiktok hadir, fenomena online shop dan platform e-commerce selalu berbenturan dengan nasib pedagang offline.
ADVERTISEMENT
"Saya rasa ada kekhawatiran yang klasik, yaitu matinya tempat jualan konvensional," kata dia.
Hekal berharap, integrasi Tiktok dan Tokopedia dapat bermanfaat bagi masyarakat, terutama untuk UMKM yang selama ini belum tersentuh teknologi. Di sisi lain, selama proses integrasi dan migrasi sistem berlangsung, pelaku UMKM yang selama ini menggantungkan penjualan di Tiktok sudah aktif kembali.
Selain itu, UMKM juga bisa mempromosikan dagangan secara live dengan fitur keranjang kuning sebagai jendela transaksi. Bedanya, pada saat transaksi, terjadi di sistem Tokopedia. Kebijakan Kemendag ini menuai berbagai respons. Positifnya, dianggap memberi ruang bagi para pelaku UMKM untuk eksis kembali.
Hekal menekankan sebagai mitra, pihaknya akan mengawal kebijakan pemerintah, khususnya Kemendag dalam 'membawa' masyarakat masuk ke era digital.
ADVERTISEMENT
"Untuk manusianya bagaimana upskilling dan reskilling, dan untuk infrastruktur lama seperti pertokoan dan lain-lain bagaimana untuk upgrading, refunctioning, refocusing," pungkasnya.
Sebelumnya, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Isy Karim, mengatakan pihaknya sudah memanggil pihak Tokopedia terkait proses integrasi sistem TikTok pascamerger. Ia menyatakan proses tersebut sudah mencapai 90 persen.
“TikTok itu sebenarnya hampir 90 persen sudah. Saya bilang kemarin bakal manggil. sudah kita panggil, sudah menjelaskan progres mengenai TikToknya sendiri. Program integrasi antara TikTok Shop dengan Tokopedia,bukan TikTok ya, TikTok Shop,” kata Isy di Jakarta, Senin (4/3).
Isy juga menegaskan, TikTok itu sebagai media sosial, TikTok Shop sebagai social commerce, dan Tokopedia sebagai e-commerce. Namun saat ini, untuk pemisahan antara TikTok shop dengan Tokopedia sudah dilakukan, yang mana pembayaran sudah bisa langsung dilakukan di Tokopedia.
ADVERTISEMENT