Kisah Sepatu Lokal Men's Republic: Founder Rela Tak Digaji, Akhirnya Tutup Juga

18 November 2021 8:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Brand sapatu lokal Men's Republic yang didirikan Yasa Singgih. Foto: Instagram/mensrepublicid
zoom-in-whitePerbesar
Brand sapatu lokal Men's Republic yang didirikan Yasa Singgih. Foto: Instagram/mensrepublicid
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gagal bertahan dari dampak pandemi, brand sepatu lokal Men's Republic akhirnya tutup. Founder Men's Republic, Yasa Singgih, menuturkan kisahnya melakukan berbagai upaya untuk mempertahankan bisnisnya, namun gagal.
ADVERTISEMENT
Tutupnya Men's Republic disampaikan di akun instagram mereka.
"Good bye and thank you. Walaupun ke depannya nama Men’s Republic sudah tidak ada lagi, tapi semoga setiap pasang sepatu Men’s Republic serta cerita perjalanan Men’s Republic mengingatkan teman-teman tentang sebuah spirit yaitu 'Berani Melangkah'," tulis admin akun@mensrepublic, dikutip Kamis (18/11).
Brand sepatu lokal yang didirikan Yasa Singgih itu, selama ini mengandalkan penjualan secara online, yakni lewat media sosial. Saat transaksi online melonjak di tengah masa pandemi COVID-19, Men's Republic justru terdampak buruk.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Yasa Singgih telah melakukan berbagai upaya, hingga sebagai founder dia rela tak digaji. "Aku sudah setahun dua bulan ini enggak gajian," kisahnya. Tak digaji selama itu, diungkapkannya pada Selasa (25/5) dalam bincang UMKM Series yang digelar kumparan dengan topik 'Mengubah Hobi Jadi Bisnis'.
ADVERTISEMENT
Kebangkrutan sebenarnya bukan pertama kali dialami Yasa Singgih, yang pernah masuk daftar Top 30 Under 30 majalah Forbes di Asia. Usaha-usaha sebelumnya pernah dia jalankan, namun tak berumur panjang.
Mulai dari event organizer (EO), jualan lampu hias, serta jualan kaus yang dia beli dari pasar Tanah Abang. Bisnis minuman dengan brand 'Ini Teh Kopi', juga pernah dia jajal. Yang terakhir ini cuma berjalan tak sampai setahun, dan berakhir dengan kerugian Rp 150 juta.
Founder sepatu lokal Men's Republic, Yasa Singgih. Foto: Instagram/@yasasinggih
Usaha sepatu Men's Republic juga pernah terpuruk, namun bangkit lagi di 2020. Tapi kondisi itu tak lama, hingga dampak pandemi tiba.
"Sampai ke COVID-19 menghancurkan semua rencana. Berubah dalam hitungan hari. Kondisi yang membaik mendadak berputar haluan. Lagi-lagi angin tidak berpihak kepada kami. Kami sangat tidak siap bertarung dengan COVID-19. Ibarat baru pulih dari babak belur dan masih jalan di tongkat tiba-tiba kena hajar lagi," ujarnya di akun instagram.
ADVERTISEMENT
Omzet usaha Men's Republic terjun bebas, berdampak ke masalah keuangan lain. Cashflow macet, sementara stok sepatu menumpuk. "Omzet kami di belasan rekanan retail offline nol selama berminggu-minggu," keluh Yasa Singgih.
Kondisi itu, ujarnya, diperparah dengan tudingan plagiasi logo Men's Republic.
"Konsultan brand kami menemukan masalah dengan logo Men's Republic yang sudah dipakai selama hampir tiga tahun itu. Ternyata ada dua logo yang mirip, satu dari Irlandia yang dibikin 2013 dan sama persis. Satu lagi dari Inggris yang dibikin di 2011," lanjutnya
Di tengah kondisi terpuruk, Yasa Singgih mengaku diberondong pertanyaan pada dirinya sendiri. Yakni mengakui kegagalan secara gentle atau terus menomboki usaha sampai berdarah-darah? Di tengah pergulatan itulah akun Men's Republic mengumumkan penghentian usahanya.
ADVERTISEMENT