Kimia Farma Gaet Sinopharm untuk Pengadaan Bahan Baku Obat

14 April 2023 12:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kimia Farma dan Sinopharm sepakat untuk menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) terkait kerja sama pengembangan Bahan Baku Obat (BBO), Traditional Chinese Medicine (TCM), dan Project Platform TB. Dok Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Kimia Farma dan Sinopharm sepakat untuk menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) terkait kerja sama pengembangan Bahan Baku Obat (BBO), Traditional Chinese Medicine (TCM), dan Project Platform TB. Dok Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Kimia Farma Tbk (KAEF) kembali menjalin kerja sama dengan Sinopharm Internasional guna mengembangkan dan meningkatkan potensi bisnis. Kimia Farma dan Sinopharm sepakat untuk menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) terkait kerja sama pengembangan Bahan Baku Obat (BBO), Traditional Chinese Medicine (TCM), dan Project Platform TB.
ADVERTISEMENT
Nota Kesepahaman tersebut ditandatangani oleh David Utama, Direktur Utama Kimia Farma dan Zhou Song, President Sinopharm International, serta disaksikan oleh Direktur Utama Bio Farma Group Honesti Basyir dan Chairman of Sinopharm Liu Jingzhen pada 17 Maret 2023.
“Kesepakatan ini merupakan kelanjutan dari kolaborasi antara Kimia Farma dengan Sinopharm yang telah terjalin baik sewaktu penanganan COVID-19. Kimia Farma mendukung ketahanan kesehatan nasional, salah satunya dengan penguatan dan percepatan Bahan Baku Obat (BBO). Saat ini Kimia Farma telah memproduksi 14 BBO dan kita akan terus tingkatkan,” ujar David, dikutip dari Antara, Jumat (14/4).
David menyampaikan kesepakatan ini juga merupakan bentuk hubungan bilateral kedua negara untuk meningkatkan dan mendorong transformasi industri kesehatan.
ADVERTISEMENT
“KAEF berkomitmen untuk memberikan produk dan layanan kesehatan terbaik. Kami akan menindaklanjuti Nota Kesepahaman ini untuk mendukung program Pemerintah di bidang kesehatan dan meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia,” tambah David.
Sinopharm adalah salah satu dari tiga besar raksasa farmasi di Asia Pasifik. Pada 2021, Sinopharm membukukan pendapatan 453,82 miliar yuan atau setara USD 70,2 miliar.
Kimia Farma KAEF mengantongi penjualan sebesar Rp 9,60 triliun, turun 25,28 persen dibandingkan dengan 2021 sebesar Rp 12,85 triliun. Penjualan di dalam negeri tercatat turun 25,15 persen year-on-year (YoY) menjadi Rp 9,47 triliun, sedangkan penjualan ekspor turun 33,46 persen YoY dari Rp 200,35 miliar menjadi Rp 133,30 miliar.
Meski demikian, sepanjang tahun 2022, KAEF telah menurunkan beban usaha sebesar 5,41 persen atau Rp 189 miliar dibandingkan tahun 2021. Efisiensi beban usaha dilakukan dari sisi efisiensi beban operasional, yaitu optimalisasi biaya distribusi untuk seluruh produk.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, KAEF mengupayakan penurunan beban keuangan sebesar 14,21 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini ditopang dengan dukungan perbankan melalui penurunan suku bunga dan kredit investasi serta refinancing.
KAEF juga membukukan cashflow positif di tahun 2022. Pada akhir Desember 2022, tercatat nilai kas dan setara kas naik menjadi Rp2,15 triliun dari tahun 2021 senilai Rp 748 miliar. Hal ini didukung diperolehnya dana dari aksi korporasi unlock value anak usaha yang dimiliki KAEF, yaitu PT Kimia Farma Apotek (KFA).