Kimia Farma Balik Kerugian Jadi Untung Rp 19,47 Miliar per Semester I 2023

31 Juli 2023 20:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirut Kimia Farma, David Utama. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dirut Kimia Farma, David Utama. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Kimia Farma Tbk (KAEF) berhasil membalikkan kerugian jadi untuk sepanjang semester I 2023. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, KAEF mencatatkan laba bersih Rp 19,47 miliar, berbanding terbalik dari periode sama tahun lalu yang masih rugi.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Kimia Farma David Utama mengatakan laba bersih perusahaan berasal dari pendapatan perusahaan yang sepanjang semester I 2023 sebesar Rp 4,95 triliun, naik 11,78 persen dari periode yang sama tahun lalu Rp 4,43 triliun.
"Pencapaian kinerja positif tersebut mampu mendorong bottom line Kimia Farma dengan membukukan laba bersih sebesar Rp 19,47 miliar sepanjang semester I 2023. Jika dibandingkan pada periode sama tahun lalu, Kimia Farma mencatat kerugian bersih Rp 206,30 miliar," ujar David dalam keterangan resmi, Senin (31/7).
Apotek Kimia Farma di Cibinong kehabisan stok parasetamol generik. Foto: Andin Danaryati/kumparan
David mengatakan, dari sisi kategori produk, obat generik menyumbang pendapatan sebesar Rp 1,07 triliun atau meningkat sekitar 25,26 persen dari Rp 858,96 miliar. Selain itu, penjualan produk etikal dan lisensi juga meningkat 13,99 persen menjadi sebesar Rp 1,89 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun 2022 yaitu sebesar Rp 1,65 triliun.
ADVERTISEMENT
Di tengah rebranding yang tengah digencarkan, layanan laboratorium medis dan klinik berkontribusi baik terhadap pendapatan. Dalam laporan keuangan tercatat capaian layanan laboratorium medis dan klinik sebesar Rp 488,16 miliar atau meningkat 16,60 persen dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 418,66 miliar.
Adapun penjualan obat over the counter (OTC) dan kosmetika tumbuh 4,85 persen, dari periode tahun 2022 sebesar Rp 1,01 triliun menjadi Rp 1,06 triliun pada semester I tahun 2023.
Sementara itu, kategori alat kesehatan berkontribusi senilai Rp 49,02 miliar, terkontraksi 14,75 persen dibanding periode tahun sebelumnya sebesar Rp 57,50 miliar.
Peningkatan pendapatan menyebabkan emiten ini mampu mencetak laba operasional positif sebesar Rp 236,29 miliar. Capaian ini berbanding terbalik dengan periode yang sama tahun 2022, Kimia Farma masih mencatat rugi operasional sebesar Rp 15,67 miliar.
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan mengesankan juga terjadi pada sisi aset. Kimia Farma mencatat total aset sebesar Rp 20,60 triliun pada semester I 2023. Angka ini mengalami pertumbuhan sekitar 1,21 persen dibandingkan periode tahun sebelumnya sebesar Rp 20,35 triliun.
David menyebut, Indonesia yang menyediakan rantai bisnis terintegrasi dari hulu ke hilir, berhasil mencatatkan kinerja positif pada semester pertama tahun 2023. Perseroan sukses menerapkan strategi yang fokus dan konsisten pada pertumbuhan profitabilitas jangka panjang.
“Raihan pendapatan Kimia Farma secara konsolidasi hingga Juni 2023 disokong oleh kuatnya penjualan produk dan peningkatan jasa layanan laboratorium medis dan klinik,” kata dia.