Ketua OJK: Keuangan Syariah Bisa Bangkitkan Ekonomi Nasional

21 September 2020 11:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso saat konferensi pers terkait dampak virus corona di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3).  Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso saat konferensi pers terkait dampak virus corona di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ekonomi dan keuangan syariah dinilai memiliki potensi yang besar untuk mendorong perekonomian nasional. Apalagi, penduduk terbesar di Indonesia adalah muslim.
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, mengatakan Indonesia memiliki lembaga keuangan syariah yang besar, baik itu sektor keuangan, nonkeuangan, hingga platform syariah lainnya. Menurutnya, hal ini ini bisa menjadi bekal untuk mendorong perekonomian.
"Di tengah tingginya ketidakpastian perekonomian kita akibat pandemi ini, kita syukuri bahwa perkembangan keuangan syariah sepanjang tahun 2020 masih menunjukkan pertumbuhan yang positif," ujar Wimboh dalam webinar Forum Riset dan Ekonomi Keuangan Syariah, Senin (21/9).
Hingga Juli 2020, aset industri keuangan syariah secara keseluruhan mencapai Rp 1.639 triliun atau setara dengan USD 111,86 miliar. Angka ini naik 20,61 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy).
Adapun aset industri keuangan syariah itu mencakup perbankan syariah, pasar modal syariah, serta industri keuangan syariah lainnya yang memiliki keragaman pada pelaku usahanya yaitu Industri Keuangan NonBank (IKNB) Syariah.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso (kanan) mengikuti rapat kerja bersama Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (27/6). Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Di perbankan syariah, total aset tercatat Rp 542,83 triliun dengan market share 6,11 persen secara nasional. Sementara untuk pasar modal syariah total aset terbesar senilai Rp 985,96 triliun dengan market share 17,80 persen.
ADVERTISEMENT
“Hal ini didukung pula dengan banyaknya lembaga jasa keuangan syariah. Di mana sekarang terdapat 14 bank umum syariah 20 unit usaha syariah dan 162 BPR syariah," jelas Wimboh.
Sementara itu, IKNB syariah tercatat memiliki aset senilai Rp 110,29 triliun dengan market share sebesar 4,39 persen secara nasional.
Meski demikian, dengan seluruh nilai tersebut, market share industri keuangan syariah secara nasional saat ini mencapai 9,68 persen. Ini masih jauh lebih kecil dengan keuangan konvensional sudah mencapai 90,32 persen.
“Masa pandemi ini kita harus jadikan momentum bagi kebangkitan ekonomi dan keuangan syariah kita, terutama untuk bisa mengambil peran yang lebih besar dengan berbagai modalitas untuk mempercepat proses pemulihan ekonomi nasional,” tambahnya.
ADVERTISEMENT