Kemenhub: 5 Lokomotif Rusak Imbas Kecelakaan di Perlintasan Sebidang pada 2023

28 Maret 2024 18:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Risal Wasal saat ditemui di Kantor Kemenhub, Jakarta, Kamis (28/3).  Foto: Widya Islamiati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Risal Wasal saat ditemui di Kantor Kemenhub, Jakarta, Kamis (28/3). Foto: Widya Islamiati/kumparan
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Risal Wasal, membeberkan setidaknya ada lima lokomotif yang rusak akibat kecelakaan di perlintasan sebidang sepanjang 2023.
ADVERTISEMENT
Risal memastikan perlintasan sebidang menjadi perhatian Kemenhub, lantaran kerap menimbulkan insiden kecelakaan.
“Selama tahun 2023, perlintasan sebidang itu sudah merontokkan lebih kurang 5 lokomotif selama kecelakaan di perlintasan sebidang,” kata Risal dalam konferensi pers DJKA Angkutan Lebaran 2024 di Kantor Kemenhub Jakarta pada Kamis (28/3).
Risal tidak mengetahui data pasti pengurangan layanan imbas rusaknya lokomotif akibat kecelakaan di perlintasan sebidang. Namun, ia menegaskan kerusakan itu telah menimbulkan kerugian karena menyebabkan berkurangnya pelayanan.
“Kita berkurang lima lokomotif untuk berikan layanan. Sayang banget karena itu akses. Akses kalau sudah rusak, pelayanan juga pasti akan berkurang. Ini yang menjadi tantangan,” jelas Risal.
Risal menjelaskan saat ini setidaknya ada 4.000 perlintasan sebidang yang perlu mendapat perhatian, baik untuk diperbaiki, ditingkatkan maupun ditiadakan.
Pengendara menunggu kereta melintas di perlintasan sebidang Kereta Api (KA) liar di Jalan Paseban, Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (16/6/2022). Foto: Yulius Satria Wijaya/Antara Foto
“Masih punya sekitar 4.000 perlintasan sebidang yang harus kita benahi, hilangkan atau dinaikkan agar tidak lagi sebidang, atau dilengkapi dengan fasilitas pendukung supaya masyarakat yang melintas di perlintasan sebidang yang belum ditingkatkan bisa aman dan lancar,” tutur Risal.
ADVERTISEMENT
Usai periode Lebaran 2024, Risal mengungkapkan pihaknya akan melakukan pemasangan yellow box dan safety lamp di perlintasan sebidang. Tujuannya untuk mencegah atau mengurangi angka kecelakaan di perlintasan sebidang.
Yellow box kita akan menambah perhatian dari pengemudi angkutan jalan bahwa lokasi tersebut adalah lokasi yang harus selalu kosong tidak boleh ada kendaraan di dalamnya yang berhenti,” ujar Risal.
Lalu pemasangan safety lamp pada jarak 2 km hingga 2,5 km dari perlintasan sebidang. Menurutnya, lampu ini akan dikendalikan oleh penjaga di perlintasan sebidang dan hanya akan dinyalakan ketika terjadi keadaan darurat. Sehingga, kereta api yang tengah melaju akan berhenti tepat sebelum melintasi perlintasan sebidang.
“Kami masangnya di sekitar 2-2,5 km. (Karena) kereta api kita sekarang kecepatannya 120 km per jam. Pada saat rangkaiannya 10 dengan muatan penuh, dibutuhkan ukuran jarak sekitar 1,8 km hingga 2 km untuk berhenti,” jelas Risal.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, dua fasilitas yang diharapkan dapat mengurangi angka kecelakaan di perlintasan sebidang ini belum dapat dinikmati saat periode mudik Lebaran.
“Kita masih butuh penganggaran, jadi masih ngikutin aturan. Ya memang (dapat kurangi kecelakaan saat mudik) tapi ada regulasi yang harus dipersiapkan,” jelas Risal.
Sebelumnya, pada periode mudik Lebaran tahun ini, Kemenhub meminta pemerintah setempat untuk mengerahkan penjaga di area perlintasan sebidang, khususnya untuk jalur yang dilalui pemudik.
“Kami juga sudah bersurat kepada Bupati, Wali Kota dan Gubernur untuk lintasan yang dilewati alternatif perlintasan sebidang untuk minta tambahan petugas untuk menjaga pintu perlintasan tersebut baik oleh Dishub (Dinas Perhubungan) maupun Satpol PP, yang dimiliki oleh kabupaten atau kota yang dilalui jalur pemudik penumpang selama masa angkutan Lebaran,” kata Risal.
ADVERTISEMENT
Dari Januari hingga pertengahan Juli 2023, ada sebanyak 173 kecelakaan di perlintasan sebidang. Sementara, saat ini masih banyak perlintasan sebidang yang belum terdaftar dan tidak dilengkapi dengan penjaga resmi.
Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) pada akhir 2023 lalu mencatat, jumlah perlintasan sebidang yang belum terdaftar mencapai 1.159 perlintasan.