Untitled Image

Jadi Passionate Entrepreneur ala Ririn Ekawati, Ibnu Jamil, dan Haykal Kamil

26 Februari 2024 18:26 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Acara Sun Entrpreneur #KiniNyata Mengubah Passion Menjadi Peluang Usaha, Sabtu (24/2). Foto: Jamal Ramadhan / kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Acara Sun Entrpreneur #KiniNyata Mengubah Passion Menjadi Peluang Usaha, Sabtu (24/2). Foto: Jamal Ramadhan / kumparan
Meski dikenal sebagai artis, Ririn Ekawati, Ibnu Jamil, dan Haykal Kamil kini juga aktif mengembangkan bisnis. Ketiganya tak menampik bahwa berbisnis menjadi cara mereka untuk mengenal potensi diri.
“Pada saat (memulai bisnis) itu, aku merasa bahwa enggak bisa punya karier yang lama di dunia entertainment. Lalu aku kepikiran untuk mulai usaha agar kehidupanku lebih sejahtera,” kenang Ririn saat mengisi acara #KiniNyata Mengubah Passion Menjadi Peluang Usaha, Sabtu (24/2).
Ketika memutuskan terjun sebagai entrepreneur, Ririn tak segan untuk belajar berbagai hal baru. Selain bertujuan agar bisnisnya berkembang, melakukan hal-hal lain di luar perannya sebagai artis juga menjadi cara Ririn dalam menemukan passion.
Berbagai usaha pun digeluti oleh perempuan kelahiran 1982 itu. Mulai dari kuliner hingga parfum.
“Aku punya usaha Kopi Lain Hati, lalu sekarang lagi kembangin usaha parfum namanya Eleven Thirty. Menurutku (ketika menjadi entrepreneur) daripada harus keluar dari zona nyaman, aku lebih ingin meng-upgrade diri dengan belajar hal baru. Melakukan hal-hal baru bisa bikin aku kembali antusias,” sahutnya.
Ririn Ekawati dan Ibnu Jamil dalam acara #KiniNyata Mengubah Passion Menjadi Peluang Usaha, Sabtu (24/2). Foto: Jamal Ramadhan / kumparan
Senada dengan sang istri, Ibnu Jamil mengatakan diperlukan waktu yang tidak sebentar untuk mengubah passion menjadi peluang usaha. Dalam perjalanan menemukan passion itu, kita perlu memunculkan jiwa oportunis dalam diri untuk melihat berbagai kesempatan, sekecil apapun itu.
“Beda sama hobi yang cuma dilakukan sesekali, passion itu kan aktivitas yang kita lakukan secara terus-menerus dan enggak pernah bosan. Nah, buat ngeluarin passion kita jadi entrepreneur, kita harus terus explore. Kalau ketemu aktivitas yang bikin kita senang dan nyaman, bisa jadi di situlah passion kita,” jelas Ibnu.
Menurutnya, menjadi passionate entrepreneur tidak bisa sekadar mengikuti bisnis orang lain. Seorang passionate entrepreneur perlu tahu jelas tujuannya mengembangkan bisnis, serta punya kemauan kuat untuk menggeluti bisnis itu.
“Jangan cuma sekadar ikut-ikutan orang buat bikin suatu bisnis, tapi gak tau kemauan dan kemampuan diri sendiri. Menurutku komitmen dalam bisnis itu penting banget karena di tengah jalan pasti kita nemuin banyak tantangan,” ucapnya.
Acara #KiniNyata Mengubah Passion Menjadi Peluang Usaha, Sabtu (24/2). Foto: Jamal Ramadhan / kumparan
Menurut Ibnu, bisnis yang dijalankan dengan passion membuat perjalanannya menjadi menyenangkan. Ia tak ragu untuk terus belajar dan jeli melihat peluang. Sehingga, dapat terus berinovasi dalam mengembangkan bisnis.

3M dan Pondasi dalam Mengembangkan Bisnis

Dalam acara yang dihadiri oleh puluhan Gen Z ini, hadir pula Haykal Kamil yang membagikan pengalamannya dalam menjalankan bisnis fashion.
Sebagai founder ZM Zaskia Mecca, Haykal terjun langsung dalam mencari dan memilih bahan. Meski namanya sudah dikenal luas, ia tak ingin memanfaatkan hal tersebut untuk membuat produk yang asal-asalan.
“Dulu aku lihat pasar moslem wear belum seluas sekarang. Aku diskusi sama kakak, gimana kalau kita bikin brand fashion. Terus waktu itu kakak setuju pakai namanya (Zaskia Mecca). Aku muterin Mayestik, cari bahan sendiri,” kenang Haykal.
“Seorang entrepreneur harus mau turun ke lapangan buat cari komposisi produk yang pas dan disukai konsumen. Karena orang belanja kan bukan cuma gara-gara kita terkenal, tapi karena dia memang suka produknya,” lanjutnya.
Ririn pun turut menanggapi pernyataan Haykal. Menurutnya, passionate entrepreneur memerlukan 3M dalam menjalankan bisnis: Modal, Mentor, dan Mental.
Acara #KiniNyata Mengubah Passion Menjadi Peluang Usaha, Sabtu (24/2). Foto: Jamal Ramadhan / kumparan
"Kita enggak bisa pungkiri kalau setiap bisnis butuh modal. Modal itu bisa waktu, bisa keuangan. Selagi masih pada muda, gunakan waktu kalian buat belajar dari mana saja, dari kapan saja," kata Ririn.
Ia melanjutkan, entrepreneur juga perlu mentor yang dapat membimbingnya dalam mengembangkan bisnis. Selain dari para expertise, mentor ini bisa ditemukan lewat pembelajaran di internet maupun berdiskusi dengan orang-orang yang menggeluti bisnis.
"Jangan lupa, mental yang siap dan kuat juga penting (dalam menjadi passionate entrepreneur). Karena tantangan yang akan dihadapi ke depannya itu banyak banget," lanjut Ririn.
Setuju dengan hal tersebut, Haykal tak menampik bahwa tantangan yang ia hadapi selama menggeluti bisnis fashion tidak mudah. Namun, sikap untuk tidak menyerah membuat adik Zaskia Mecca itu tetap bertahan.
"Kesuksesan itu bisa aja datang pas kita lagi capek-capeknya. Kalau mau jadi entrepreneur, kita harus percaya sama diri sendiri kalau kita itu bisa (mengatasi tantangan) dalam berbisnis," kata Haykal.
Keseruan acara #KiniNyata Mengubah Passion Menjadi Peluang Usaha, Sabtu (24/2). Foto: Jamal Ramadhan / kumparan
“Setiap mau ngelangkah jadi entrepreneur, tantangan itu selalu ada. Baik dari diri sendiri maupun pesaing. Tapi kita harus yakin sama diri sendiri, motivasi diri sendiri buat terus mengembangkan bisnis. Karena kalau bukan kita, siapa lagi?” tambah Ibnu.

Sun Entrepreneur Dukung Minat Berbisnis di Kalangan Anak Muda

Sun Life menyadari, tidak semua anak muda memiliki kesempatan untuk mendapatkan modal dan mentor. Untuk memfasilitasi hal ini, Sun Life menghadirkan Sun Entrepreneur: sebuah wadah bagi para anak muda untuk berbisnis.
Head of Learning & Development Agency Distribution Sun Life Indonesia, Medya Agus, mengatakan, Sun Entrepreneur sengaja dirancang dengan minim modal dan risiko. Harapannya, semakin banyak anak muda yang menjadi entrepreneur dan berkontribusi sebagai penggerak ekonomi Indonesia.
“Di program ini, tidak perlu modal yang besar. Cuma butuh keteguhan hati untuk memulainya. Sun Life siap memberikan pelatihan dan pendampingan intensif kepada para peserta. Nantinya ada pula role model yang akan memberikan strategi serta tips dalam berbisnis. Produk juga akan kami sediakan,” jelas Agus.
Head of Learning & Development Agency Distribution Sun Life Indonesia, Medya Agus. Foto: Jamal Ramadhan / kumparan
Kehadiran Sun Entrepreneur, lanjut Agus, juga dapat membantu mewujudkan kemapanan finansial dan masa depan cerah untuk para anak muda. Targetnya, para peserta sudah memiliki entitas bisnis sendiri dalam tiga tahun.
"Proses (menjadi peserta) Sun Entrepreneur pun mudah, enggak perlu proses yang ribet. Nanti selama periode program, peserta akan diajak teori-praktik, teori-praktik (tentang entrepreneur). Jadi ilmunya bisa langsung diaplikasikan," terangnya.
Agus menambahkan, Sun Life juga akan menghadirkan suasana kantor yang santai selama pelatihan. Dengan begitu, para anak muda tidak perlu takut menyalurkan kreativitasnya dalam berbisnis.
"Kalau kita berbisnis, kita lebih punya banyak waktu untuk mendapatkan penghasilan yang besar daripada kita menapaki karier," pungkas Agus.
Sun Life masih akan mengadakan talkshow #KiniNyata dengan tema-tema bisnis yang tak kalah seru. Nantikan informasi lengkapnya di Instagram @kumparancom ya!
Artikel ini dibuat oleh kumparan Studio
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten