Izin Impor Daging Sapi Telat, Bagaimana Imbasnya ke Stok di Pasar?

12 Maret 2024 12:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Calon pembeli melihat daging sapi di Pasar Senen, Jakarta, Senin (11/3/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Calon pembeli melihat daging sapi di Pasar Senen, Jakarta, Senin (11/3/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Daging sapi terancam langka pada Ramadan tahun ini, akibat izin impor yang lambat keluar. Namun, hal ini belum berdampak pada stok di pasar tradisional pada hari pertama Ramadan, Selasa (12/3).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pantauan kumparan di Pasar Kramat Jati, salah seorang pedagang daging sapi, Ali mengaku tidak sulit mendapatkan stok daging sapi untuk dijajakan di lapak dagangannya.
Ali bilang, dia memiliki jagal langganan yang siap memasok kebutuhan penjualannya. “Nyarinya enggak susah, di pasar mah barang banyak terus. Di (pasar) Kramat Jati jagalnya banyak, tinggal telepon butuh segimana, nanti datang enggak lama,” kata Ali saat ditemui kumparan di Pasar Kramat Jati pada Selasa (13/3).
Di sisi lain, pada hari pertama Ramadan ini, Ali bilang belum ada kenaikan harga yang berarti. Saat ini, dia menjajakan daging sapi Rp 130.000 per kg.
“Sekarang Rp 130.000 satu kg, sebelum puasa Rp125.000, enggak begitu kenceng naiknya, ini standar,” tambah Ali.
Daging sapi di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur pada Selasa (12/3/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
Angka ini masih di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 140.000 per kg, berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 5 Tahun 2022 HAP di tingkat konsumen.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut Ali menjelaskan, dari tahun ke tahun, kenaikan harga daging sapi kerap terjadi pada pekan terakhir jelang Idul Fitri. Angkanya bisa menyentuh Rp 160.000 per kg.
“Seminggu sebelum Lebaran biasanya sampe Rp 160.000 (per kg) tapi sampai pertengahan biasanya masih biasa kayak sekarang,” jelas Ali.
Mekanisme kenaikannya, lanjut Ali, biasanya bertahap Rp 5.000 per kg untuk sekali datangnya pasokan. Sementara, menurutnya pedagang daging di pasar ini umumnya menerima tiga hingga empat kali pasokan setiap minggunya.
“Jadi nanti makin deket Lebaran, setiap datang barang, naik, tapi enggak langsung, Rp 5.000 paling sekali datang. Nanti seminggu bisa Rp 20.000,” terangnya.
Kendati demikian, Ali memastikan langganannya akan tetap membeli daging sapi di lapak dagangannya meski harganya melambung tinggi pada akhir Ramadan nanti.
ADVERTISEMENT
“Nggak ngaruh, beli beli aja, langganan mah udah biasa (dengan kenaikan harga),” tutur Ali.
Daging sapi di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur pada Selasa (12/3/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
Senada dengan Ali, pedagang daging di Pasar Kramat Jati yang lain, Dani, juga menuturkan belum ada kenaikan harga daging sapi pada hari pertama Ramadan tahun ini.
“Sekarang 140.000 satu kg daging, gak jauh biasanya kan Rp 120.000 sampe Rp 130.000-an satu kg,” tutur Dani di lapak dagangannya pada Selasa (12/3).
Namun Dani menyebut, alasan kenaikan harga daging sapi yang dijajakannya bukan disebabkan oleh impor yang lambat, tetapi permasalahan jagal langganannya yang sempat tutup. Dia juga menyebut kenaikannya tidak membuat harga daging sapi melambung tinggi.
“Enggak langka sih, susahnya karena cuma jagal (langganannya) sempet tutup jadi susah cari barang. Naiknya juga gak seberapa,” jelas Dani.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi) mengungkapkan stok daging sapi terancam menipis saat Ramadan akibat penerbitan izin impor terlambat.
Sekretaris Jenderal Aspidi, Suhandri, mengatakan stok daging sapi impor beku di importir tersisa sekitar 7.000 ton. Sedangkan kebutuhan daging sapi di Jabodetabek dan Bandung Raya sekitar 25.000-30.000 ton pada bulan Ramadan.
“Stok tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan ini. Tantangan impor daging tahun ini adalah penerbitan izin impor di akhir Februari sehingga waktu tidak cukup untuk mendatangkan daging sapi di awal Ramadan,” ujar Suhandri saat dihubungi kumparan, Minggu (10/3).
Suhandri menuturkan, jumlah kuota impor daging sapi sangat sedikit untuk kebutuhan sampai akhir Desember 2024 sebanyak 145.250 ton dari total pengajuan impor sebanyak 460.000 ton.
ADVERTISEMENT