Iran-Israel Memanas, Pemerintah Sebut Secara Fundamental Ekonomi RI Kuat

16 April 2024 12:45 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto usai ratas membahas situasi terkini Iran-Israel, Selasa (16/4/2024) Foto: Nadia Riso/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto usai ratas membahas situasi terkini Iran-Israel, Selasa (16/4/2024) Foto: Nadia Riso/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumpulkan para menteri ekonomi untuk membahas mitigasi risiko dari konflik geopolitik Iran dan Israel di Istana Jakarta, Selasa (16/4). Konflik tersebut disebut akan memberikan dampak bagi ekonomi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, ekonomi Indonesia secara fundamental masih kuat di tengah meletusnya konflik global itu.
"Secara fundamental perekonomian Indonesia tumbuh solid 5 persen. Dengan inflasi 2,5 plus minus 1 persen. Neraca dagang surplus. Cadangan devisa masih sekitar USD 136 miliar," kata Airlangga di Istana Presiden, Selasa (16/4).
"Dari segi pasar keuangan, Dollar index menguat di tengah rilis ekonomi Amerika yang menguat, kemudian eskalasi tentu meningkatkan ketidakpastian dan tentu yang harus dimitigasi adalah beralihnya aset ke safe haven, emas, USD, dan nikel mengalami kenaikan," sambungnya.
Selanjutnya, Airlangga mencatat nilai tukar dan IHSG mengalami pelemahan secara global, namun Indonesia dibandingkan peer countries relatif masih aman.
Benda-benda dicegat di langit setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel (14/4/2024) Foto: Amir Cohen/REUTERS
"Sektor riil dampak depresiasi nilai tukar dan kenaikan ini salah satu yang dilihat dan tentu sangat berpengaruh terhadap impor dan efek eksportir mendapatkan devisa lebih banyak. Tentu plus minus harus diperhatikan," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Pemerintah, lanjutnya, juga terus melihat reform struktural dan menjaga ekspektasi investor serta memperkuat daya saing dan juga menarik investasi jangka panjang ke Indonesia.
"Tentu nanti berbagai skenario sudah dibahas tentunya menjaga agar defisit berada di rentang yang diperbolehkan UU," ujar Airlangga.