Indonesia Timur Disebut Jadi Pusat Ekonomi Baru Berkat Hilirisasi Nikel

16 April 2024 11:15 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengolahan nikel jadi feronikel di Antam, Kendari. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pengolahan nikel jadi feronikel di Antam, Kendari. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ekonomm Cyrillus Harinowo menyebut Indonesia Timur akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru berkat adanya hilirisasi nikel.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut tidak lepas dari potensi cadangan nikel yang dimiliki wilayah-wilayah di Indonesia bagian Timur, seperti salah satunya di Halmahera Maluku Utara.
"Saya yakin Halmahera itu akan jadi pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Saya yakin betul," kata Harinowo saat mengisi kuliah tamu bertajuk Ekonomi dan Hilirisasi Nikel di Indonesia di Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, Selasa (16/4).
Harinowo mencatat, di Weda Bay Halmahera Tengah menyimpan potensi cadangan nikel mencapai 9,3 juta ton, lebih besar dari negara dengan cadangan terbesar keempat dunia, Rusia sebesar 6,9 juta ton, dan di bawah cadangan total negara terbesar kedua dunia, Australia sebesar 21 juta ton.
Kekayaan yang dimiliki Indonesia Timur tersebut menurutnya akan menjadi sumber utama bahan baku baterai kendaraan listrik, di mana dalam 10-15 tahun ke depan diprediksi peredaran mobil berbahan bakar BBM akan tergantikan mobil listrik. Bahkan, tahun 2025 nanti Norwegia menjadi negara yang memberlakukan larangan penjualan mobil berbahan bakar BBM.
(ki-ka) Komisaris BCA Cyrillus Harinowo, Executive Vice President of Corporate Social Responsibility (CSR) BCA, Inge Setiawati, dan Bupati Gunungkidul, Sunaryanta saat peluncuran buku Gunungkidul, The Next Bali, Jumat (19/8/2022). Foto: Haya Syahira/kumparan
"Kalau perkembangan zaman di dunia seperti itu, sementara Halmahera punya bahan baku yang bisa diproses jadi bahan baku baterai listrik, ini membuat Halmahera seperti Saudi Arabianya mobil bensin," ujar dia.
ADVERTISEMENT
Mantan Alternate Executive Director dan Technical Assistance Advisor di Monetary and Exchange Affairs Department di International Monetary Fund (IMF) itu melanjutkan, dampak ekonomi yang diberikan kepada Maluku Utara berkat hilirisasi nikel itu kini mulai dirasakan. Dia mencatat pertumbuhan ekonomi di Maluku Utara dalam 2 tahun terakhir adalah yang terbesar di Indonesia bahkan dunia.
"Kenapa, tahun 2022 pertumbuhan ekonominya 27 persen dalam satu tahun, 2023 turun sedikit jadi 20,49 persen. Ini tetap paling tinggi sedunia. Jadi dampaknya sudah terjadi," kata Harinowo.
BPS mencatat, perekonomian Maluku Utara 2022 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 70,9 triliun dan PDRB per kapita mencapai Rp 53,7 juta atau USD 3.619,4. Dari sisi produksi, di tahun yang sama lapangan usaha industri pengolahan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 77,27 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, komponen ekspor luar negeri (Ekspor LN) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 84,30 persen.
ADVERTISEMENT